Balanan, Surga Tersembunyi di Baluran

Setelah selama ini hanya menyaksikan melalui karya foto dan video kawan-kawan saya dan juga yang beredar di internet atau media lainnya, akhirnya saya kesampaian juga untuk bisa berkunjung ke Taman Nasional Baluran yang terletak di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

BALURAN-BALANAN-04
Berpose sejenak di depan Savana Bekol
BALURAN-BALANAN-01
Bersama dengan romobongan murid-murid SD yang sedang berwisata ke Baluran

Menuju Baluran

Bersama dengan Barry Kusuma, saya mengunjungi Taman Nasional Baluran selama 4 hari.

Rute menuju ke Taman Nasional Baluran relatif mudah. Anda bisa menggunakan jalur darat menuju langsung ke Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo atau dengan jalur udara melalui Banyuwangi.

Saya dan Barry memilih untuk menggunakan jalur udara dari Jakarta dengan menumpang maskapai Garuda Indonesia dengan tujuan ke Bandar Udara Blimbingsari (kode airport: BWX) di Banyuwangi.

Dari Banyuwangi, lantas kami melanjutkan perjalanan menuju Baluran dengan menggunakan jalur darat. Jarak tempuh dari Banyuwangi ke Taman Nasional Baluran kurang lebih sekitar 1 jam dan 39 menit.

Dan selama di Taman Nasional Baluran, kami ditemani oleh Mas Heru Fitrayadi yang sehari-hari bekerja sebagai petani mandiri di desanya yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Baluran.

Mas Heru amat memahami seluk beluk Taman Nasional Baluran, karena beliau dulunya pernah bekerja di Taman Nasional Baluran. Kami sangat merekomendasikan Mas Heru sebagai pemandu apabila anda ingin berkunjung ke Taman Nasional Baluran.

Sejarah Taman Nasional Baluran

Sebelum tahun 1928 AH. Loedeboer, seorang pemburu kebangsaan Belanda yang memiliki daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit, pernah singgah di Baluran. Dia telah menaruh perhatian dan meyakini bahwa Baluran mempunyai nilai penting untuk perlindungan satwa, khususnya jenis mamalia besar.

Pada tahun 1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.

Pada tahun 1937 Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sebagai Suaka Margasatwa dengan ketetapan GB. No. 9 tanggal 25 September 1937 Stbl. 1937 No. 544.

Pada masa paska kemerdekaan Republik Indonesia, Baluran ditetapkan kembali sebagai Suaka Margasatwa oleh Menteri Pertanian dan Agraria Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962.

Pada tanggal 6 Maret 1980, bertepatan dengan hari Strategi Pelestarian se-Dunia, Suaka Margasatwa Baluran oleh menteri Pertanian diumumkan sebagai Taman Nasional. (Wikipedia)

Luas Kawasan

Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar 25.000 Ha.

Sesuai dengan peruntukannya, luas kawasan Taman Nasional dibagi menjadi beberapa zona, berdasarkan SK Dirjen PKA Nomor 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang terdiri dari:

  1. Zona inti seluas 12.000 Ha.
  2. Zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha).
  3. Zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha.
  4. Zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.

Sesuai dengan informasi tersebut, maka tidak heran apabila ada bagian yang dari Taman Nasional Baluran yang sama sekali tertutup bagi para wisatawan umum.

Africa van Java

Mungkin karena karakteristik vegetasi dan alamnya, maka Taman Nasional Baluran juga kerap disebut sebagai Africa van Java. Saya sendiri belum pernah ke benua Afrika, namun dari dokumentasi yang pernah saya lihat, agaknya tidak terlampau berlebihan bila Baluran disebut sebagai Afrika-nya Pulau Jawa.

Vegetasi atau jenis tanaman yang terdapat di Taman Nasional Baluran terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.

Padang savana Bekol yang amat luas sekan menyambut kami ketika tiba di Baluran. Pemandangan itu disertai dengan sinar Matahari yang amat sangat terik. Namun disitulah letak keunikan Taman Nasional Baluran.

BALURAN-BALANAN-05
Salah satu ikon Taman Nasional Baluran
BALURAN-BALANAN-09
Sinar Matahari yang terik di Baluran
BALURAN-BALANAN-07
Hamparan Padang Savana di kaki Gunung Baluran

Seperti halnya di Afrika, di Taman Nasional Baluran, anda bisa menyaksikan beragam hewan yang bebas berkeliaran dan liar, seperti Kerbau, Rusa Jawa, Monyet, Lutung, Burung Merak, Burung Enggang, dan beragam jenis hewan-hewa lainnya.

Namun sayangnya, Banteng yang merupakan ikon/lambang Taman Nasional Baluran justru sudah amat jarang sekali terlihat di Taman Nasional Baluran. Menurut informasi yang kami terima dari para petugas di Taman Nasional Baluran, Bateng akan lebih mudah kita temui di Taman Nasional Alas Purwo yang terdapat di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Fasilitas di Taman Nasional Baluran

Sebagaimana layaknya sebuah Taman Nasional, kelestarian dan konservasi alam (fauna dan flora) amat sangat diperhatikan dan dijaga oleh para petugasnya. Dari itu tidak mengherankan apabila fasilitas bagi para pengunjung terbilang minim.

Mayoritas pengunjung Baluran hanya menghabiskan waktu mereka mulai dari pagi hingga siang atau sore hari. Para pengunjung yang menginap di Baluran tidak sebanyak para pegunjung yang hanya setengah hari melawat ke Taman Nasional Baluran.

Kami sangat merekomendasikan bagi anda untuk menginap di Taman Nasional Baluran untuk benar-benar bisa menikmati pesona Baluran.

BALURAN-BALANAN-02
Rombongan siswa-siswi SD yang menginap dan berwisata ke TN Baluran
BALURAN-BALANAN-03
Rombongan siswa-siswi SD yang menginap dan berwisata ke TN Baluran

Ada 3 penginapan/wisma yang tersedia di kawasan Taman Nasional Baluran, yaitu:

  1. Wisma Rusa (7 kamar, daya tampung 12 orang) harga +/- Rp. 35.000,- per orang.
  2. Wisma Merak (3 kamar,, daya tamping 3 orang) harga +/- Rp. 50.000,- per orang
  3. Wisma Banteng (2 Kamar, daya tampung 4 orang) harga +/- Rp. 250.000 per unit
  4. Apabila membutuhkan tambahan kasur, maka tarifnya adalah Rp 25.000,-

Aliran listrik hanya tersedia sejak pukul 18:00 hingga pukul 23:00. Jadi apabila anda membutuhkan aliran listrik hingga pagi hari, akan dikenakan biaya tambahan +/- Rp. 150.000,- per malam.

Terdapat 2 kantin di Taman Nasional Baluran. 1 kantin yang terdapat di dekat Savana Bekol dan 1 lagi kantin yang terdapat di kawasan Pantai Bama. Kantin-kantin tersebut hanya buka pada jam-jam kerja saja. Jadi bagi anda yang memutuskan untuk menginap, sebaiknya menyiapkan bahan makanan sendiri untuk dimasak ketika menginap di Baluran.

Pantai Balanan

Saya dan Barry beruntung, karena ketika kami berkunjung ke Taman Nasional Baluran, kami juga diperkenankan untuk mengikuti para Polisi Hutan/Ranger yang melakukan patroli rutin mereka. Dan pada kesempatan itulah, kami berkesempatan untuk berkunjung ke kawasan Pantai Tebing Balanan.

Kawasan Pantai Balanan memiliki pasir putih serta memiliki air yang sangat jernih. Air laut dari kejauhan akan tampak berwarna biru, namun ketika air sampai pada kaki maka akan terlihat sangat jernih dan bersih.

BALANAN
Kawasan Pantai Balanan dengan latar belakang Gunung Baluran.

Di lokasi ini terdapat kawasan padang savana yang tidak terlampau luas. Dan ketika menyusuri savana maka kita seakan disambut oleh biru jernih serta bersihnya air laut Pantai Balanan.

Balanan juga memiliki ekosistem Mangrove. Kawasan Mangrove yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu adanya salah satu spesies mangrove yang memiliki nilai jual jutaan rupiah yang oleh penduduk sekitar disebut Sentigi. Sentigi banyak diburu oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan ekonomi.

Harga jual yang lumayan tinggi itu, membuat ekosistem Mangrove di Balanan terancam, karena adanya kegiatan pembalakan liar. Sentigi yang ditebang lazimnya digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan keris dan pohon Setigi juga dapat digunakan sebagai tanaman bonsai.

Ayo ke Baluran

Kami sangat beruntung, karena kami bisa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru selama mengunjungi Taman Nasional Baluran, dimana kami dapat menyaksikan, tidak saja keindahan alam dan segala isinya Taman Nasional Baluran, namun juga kami dapat menyaksikan langsung bagaimana para petugas disana sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas mereka merawat dan menjaga salah satu harta milik negeri ini.

Bagi anda yang berencana mengisi liburan bersama dengan sahabat dan keluarga, dan ingin mendapatkan pengetahuan serta wawasan mengenai usaha-usaha konservasi alam, kami sangat menyarankan anda untuk berkunjung ke Taman Nasional Baluran; Afrika van Java !!!

Pesan kami bagi anda yang ingin mengunjungi Taman Nasional Baluran atau kawasan wisata lainnya adalah:

Sampah itu ada karena kita, dari itu jangan buang sampah sembarangan. Dan sedapat mungkin untuk tidak merusak/mengganggu kondisi alamiah lokasi tujuan kita.

Terima kasih kepada PT. Pertamina EP yang telah berkenan mendukung perjalan saya dan Barry untuk merekam kisah-kisah penuh energi dan inspirasi dari segenap penjuru negeri.

Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai beriwsata ke Taman Nasional Baluran, melalui website Taman Nasional Baluran atau dapat juga menghubungi Mas Heru Fitrayadi di +62 8154703626.

Dan silahkan mampir juga ke VLOG saya pada kanal YouTube dibawah ini ya.

4 Comments Add yours

  1. Terimakasih atas ceritanya, Mas! Kalau Mas Heru itu memang pemandu perjalanan atau bagaimana ya mas? Lalu ada range tarif atau semacamnya? Terimakasih.😊

    Like

    1. Silahkan langsung ke Mas Heru ya Mba di nomor 08154703626

      Like

    2. m.iskandar says:

      jadi kebaluranya Mbak..saya rencana bulan depan..sudah kordinasi juga dgn mas Heru,,,hanya belum tau juga tarifnya

      Like

      1. juli lalu saya sudah ke baluran, mas Heru. terimakasih atas responnya ya..

        Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.