Fotografi, Membaca Gambar, Cerita Visual Dan Transisi Energi

Disadari atau tidak, agar sebuah informasi dapat tersampaikan secara efektif maka dibutuhkan gambar (foto, video, ilustrasi, infografis) yang menyertainya. Walau idealnya gambar yang menyertai informasi tersebut sedapat mungkin relevan dengan isi informasinya, namun tidak jarang kita menemukan gambar-gambar yang melekat dengan sebuah informasi itu sama sekali tidak berkaitan, dan hanya sebagai sebuah click-bait saja.

Ditambah lagi saat ini kita hidup dalam dunia yang serba visual. Pada banyak kesempatan saya selalu menyampaikan fakta bahwa saat ini kita tidak lagi membaca teks, melainkan kita membaca gambar.

Ya, kita membaca gambar !!!

Kenapa Membaca Gambar?!

Gambar membantu kita untuk belajar, gambar menarik perhatian, gambar menjelaskan konsep-konsep yang sulit, gambar menginspirasi.

Tetapi mengapa demikian? Mengapa gambar begitu efektif? Mengapa otak kita sebagai manusia lebih memilih menyukai gambar?

Indra pengelihatan kita kerap dianggap sebagai indra yang paling penting untuk membentuk persepsi kita sebagai manusia. Walau ada juga yang mengatakan bahwa hal tersebut sangat tergantung pada budaya di mana kita dibesarkan. Namun demikian, Tuhan telah menganugerahi kita dengan otak yang dirancang untuk menerima, mengirimkan, dan memproses informasi melalui gambar.

“Gambar-gambar lebih unggul dibandingkan teks dalam konteks pengolahan informasi manusia.”

Menurut jurnal yang diterbikan oleh Carlson School of Management, otak manusia memproses gambar 60.000 kali lebih cepat daripada teks, dan 90 persen dari informasi yang dikirimkan ke otak adalah visual.

Selain itu, gambar lebih baik daripada teks karena membaca cenderung tidak efisien bagi kita. Menurut Donald Miller dalam bukunya yang bertajuk Building A Story Brand, otak kita membutuhkan banyak tenaga untuk memproses informasi yang kita terima, dari itulah gambar membantu otak untuk menghemat tenaga dalam memproses informasi yang kita terima. Dan karena itulah maka otak manusia lebih menggemari mencerna informasi yang disampaikan dalam bentuk gambar ketimbang teks saja.

Buku Building a Story Brand; Donald Miller

Otak kita melihat kata-kata sebagai gambar-gambar individual yang harus kita kenali terlebih dahulu. Oleh karena itu, penampilan atau bentuk, dan urutan huruf-huruf menjadi sangat penting – setidaknya sampai batas tertentu. Hal ini karena otak kita cukup baik dalam membaca bahkan kata-kata yang acak sekalipun. Huruf pertama dan terakhir lebih penting, sedangkan urutan huruf-huruf di tengahnya bersifat sekunder.

“Aoccdrnig to a rscheearch at Cmabrigde Uinervtisy, it deosn’t mttaer in waht oredr the Itteers in a wrod are, the olny iprmoetnt tihng is taht the frist and Isat Itteer be at the rghit pclae. The rset can be a toatl mses and you can sitll raed it wouthit porbelm. Tihs is bcuseae the huamn mnid deos not raed ervey Iteter by istlef, but the wrod as a wlohe.”

Salah satu contoh Typoglicemia yang populer sejak sekitar tahun 2003.

Kalimat di atas adalah salah satu contoh betapa kita tidak akan mengalami kendala yang berarti untuk membaca serta memahami kalimat di atas yang tentu saja sangat tida teratur secara penulisan.

Bercerita Dengan Gambar

Karena otak kita menggemari gambar dan sangat baik dalam memproses informasi yang disampaikan melalui gambar, maka sudah tentu menggunakan gambar dalam penyampaian informasi menjadi metode yang efektif.

Karena kecenderungan membaca gambar itulah yang membuat kemampuan untuk bercerita dengan gambar atau visual storytelling menjadi sangat penting.

Penting karena visual storytelling dapat memberikan dampak yang signifikan dalam berkomunikasi dan penyampaian informasi, memahami informasi, dan serta mempengaruhi target pemirsa.

Selain penjelasan di atas, berikut adalah beberapa alasan lainnya mengapa visual storytelling sangat penting:

  1. Lebih mudah memikat perhatian: Manusia secara alami tertarik pada gambar. Visual storytelling dapat menarik perhatian audiens dengan cepat dan membuat mereka tertarik untuk mengeksplorasi cerita lebih lanjut.
  2. Mudah diingat: Otak manusia cenderung lebih baik dalam mengingat gambar dibandingkan dengan teks. Ketika informasi disampaikan melalui gambar, hal itu mungkin akan lebih mudah diingat dalam jangka panjang, sehingga cerita lebih efektif dalam mengkomunikasikan pesan.
  3. Menggambarkan emosi dengan lebih lugas: Walaupun tidak semua penjelasan dapat digantikan oleh gambar, namun gambar yang tepat juga dapat mewakili emosi dan nuansa dengan cara yang sulit dilakukan teks saja. Dengan demikian, visual storytelling dapat membuat audiens merasakan emosi yang ingin disampaikan oleh cerita.
  4. Mempermudah pemahaman pemirsa: Konsep atau teori yang kompleks dan rumit, atau sulit dijelaskan dengan kata-kata seringkali dapat lebih baik dipahami melalui gambar. Visual storytelling memungkinkan penyampaian pesan yang lebih jelas dan mudah dimengerti.
  5. Berkreasi dengan banyak elemen: Dalam visual storytelling, kita dapat menggabungkan teks, gambar, grafik, dan elemen-elemen visual lainnya untuk menciptakan narasi yang lebih kaya dan komprehensif.
  6. Ramah dengan media sosial: Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, pada era media sosial, gambar dan visual sangat populer. Konten dalam format visual kerap kali mendapatkan lebih banyak perhatian dan berbagi daripada teks biasa. Oleh karena itu, visual storytelling menjadi sangat efektif dalam memengaruhi audiens di pelantar seperti Instagram, TikTok, YouTube, Pinterest, dan lainnya.
  7. Memaparkan kisah dengan lebih menarik: Visual storytelling dapat membuat kisah menjadi lebih menarik dan lebih mudah diikuti. Dengan penggunaan foto, gambar, animasi, atau grafik yang tepat, kita dapat menghidupkan cerita dan membuatnya lebih menarik.
  8. Bersifat universal: Sama dengan lantunan musik dan olah raga, visual storytelling dapat diakses oleh banyak orang dengan larta belakang bahasa dan budaya yang berbeda.
  9. Mempermudah pemahaman: Visual dapat membantu meningkatkan pemahaman audiens tentang sebuah konsep atau ide. Sebuah studi oleh Stanford University menunjukkan bahwa orang-orang yang melihat gambar tentang sebuah konsep lebih cenderung mengingat konsep tersebut daripada orang-orang yang hanya membaca tentang konsep tersebut.
  10. Membangun relasi yang lebih intim: Visual dapat membantu membangun hubungan dengan audiens dengan cara yang lebih personal dan emosional.
  11. Meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pelanggan: Melalui penyajian informasi secara visual juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pelanggan dengan cara yang lebih menarik dan informatif.

Dalam sebuah studi pada tahun 2020 oleh Nielsen menunjukkan data bahwa 93% orang menyakini bahwa produk visual berperan penting dalam membuat sebuah keputusan pembelian. Hal tersebut didukung oleh Harvard Business School yang menunjukkan bahwa kita lebih cenderung mengingat dan menanggapi informasi yang disampaikan secara visual.

Kesimpulannya, visual storytelling adalah perangkat yang dapat diandalkan dalam kegiatan komunikasi karena kemampuannya melalui beberapa hal di atas dengan cara yang berkesan.

Cerita Visual Dan Transisi Energi

Walau tetap ada kebutuhan penyampaian data dan informasi yang melalui teks, seperti data dan penjelasan teknis, detail alur kerja dan prosedur, namun untuk bisa mendapatkan traksi dari target pemirsa, produk visual seperti foto, video, infografis, diagram, tetap memiliki peran utama.

Dalam 3 tahun terakhir saya telah menjalani 4 penugasan fotografi industrial dan 1 penugasan integrated visual campaign yang terkait dengan tema Transisi Energi, Net Zero Emission dan Low Carbon Initiative (CCS dan CCUS). Dan dari penugasan-penugasan tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kebutuhan akan penyampaian informasi yang konsisten tentang Transisi Energi dalam bentuk komunikasi visual sangat penting.

Terutama karena informasi yang seimbang antara hasrat untuk mewujudkan Transisi Energi itu bila dibandingkan dengan kebutuhan kita akan energi yang berasal dari fosil masih belum terlampau banyak tersedia untuk publik.

Sebagai seorang fotografer industrial, kebutuhan untuk selalu relevan dengan isu serta tren industri yang ada menjadi kunci penting dalam menjalani profesi saya tersebut. Dan metode yang saya tempuh untuk bisa tetap relevan adalah dengan menyimak insight yang

Salah satu insight yang menjadi rujukan saya adalah Visual GPS dari Getty Images.

Visual GPS oleh Getty Images

Visual GPS berisi beragam informasi terkait tren foto, video dan grafis apa saja pada pelantar Getty Images. Informasi tersebut tidak sekedar bermanfaat bagi para kontributor Getty Images dalam membuat mengirimkan asset (foto, video, grafis) yang relevan dengan tren yang ada, sehingga mempesar peluang pendapatan bagi para kontributor Getty.

Tren yang ada di Visual GPS tersebut membantu untuk mendapatkan referensi yang jelas dan berkualitas, sehingga layanan yang diberikan kepada para pelanggan juga dapat tepat guna dan relevan dengan tren.

Referensi dari Visual GPS itu tentu tidak sekedar berisi tentang Transisi Energi melainkan juga tren dari kategori lainnya. Dan kita dapat mengakses pra-tinjau dari tren tersebut secara gratis.

Demikian. Semoga bemanfaat 🤓

Referensi:


Discover more from Yulianus Ladung

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

2 Comments Add yours

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.