Kemesraan?
Yupe, seperti biasa, saya suka menggunakan bahasa yang agak-agak norak dan memancing perhatian. Apa sih sebenarnya yang saya maksud dengan kemesraan itu, berikut ini sedikit sharing tentang hal tesebut.
Pada bulan Juli ini, tepatnya pada tanggal 21 s/d 25 Juli 2008 yang lalu, bertempat di Portland, Oregon-USA, Microsoft menjadi salah satu sponsor (Diamond sponsor tepatnya) pada sebuah acara yang bertajuk OSCON (Open Source Convention). Dari tajuk-nya sudah sangat jelas, bahwa acara tersebut adalah sebuah konvensi yang kental kaitan-nya dengan Open Source. Penjelasan mengenai kegiatan ini dapat Anda simak disini.
Microsoft pada kegiatan ini diwakili oleh Sam Ramji yang merupakan Senior Director of Platform Strategy Microsoft Corporation. Yang pada OSCON kali ini menyampaikan banyak hal yang berkaitan dengan tajuk diatas, beberapa diantara-nya adalah sebagaimana yang terdapat pada halaman ini.
Barangkali dalam benak Anda terlintas bahwa ini adalah salah satu strategi dan taktik Microsoft untuk melebarkan sayap-nya sampai ke ranah Open Source. Hum, silahkan saja Anda berpendapat seperti itu. Yang jelas, hal ini adalah sebuah terobosan yang sangat positif dari raksasa perangkat lunak dunia ini. Sebuah terobosan yang seharusnya sih dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi dimasa yang akan datang.
Paling tidak bagi perkembangan industri perangkat lunak didalam negeri. Dan sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Bill Gates pada kedatangan-nya ke Indonesia pada beberapa bulan yang lalu. Walaupun terdapat pro dan kontra yang ada, tentu-nya diharapkan agar pendayagunaan dan perkembangan industri perangkat lunak lokal yang sering disebut sebagai ISV (Independent Software Vendor) dapat benar-benar mendapatkan manfaat dari inisiatif ini.
Microsoft juga sudah bekerjasama dengan komunitas Open Source sebagai berikut:
– SQL Server 2005 Driver for PHP
– Microsoft Open Specification Promise
– Windows Server 2008 Now ‘PHP Ready’
dan seabreg insitatif lainnya dari Microsoft dalam bekerjasama dengan Open Source yang dapat simak dihalaman ini. Semoga saja cita-cita agar banyak talenta bangsa Indonesia yang dapat semakin berkibar pada ranah perangkat lunak kelas dunia dapat benar-benar terwujud.
Semoga.
Pepatah bilang, jika kamu tidak bisa melawan seseorang, bergabunglah dengannya.
Pada kasus persaingan perusahaan software, ketika ada sebuah perusahaan pesaing, yang akan dilakukan oleh Microsoft ada dua kemungkinan: mengalahkannya (seperti Microsoft Word mengalahkan WordStar) atau mengambilalihnya (seperti Microsoft membeli Creature House Expression) tinggal mana yang lebih mungkin atau lebih menguntungkan. Ini tidak hanya dilakukan oleh Microsoft saja tentunya.
Tapi ketika pesaingnya berupa open source, keadaan jadi berbeda. Karena ia adalah sebuah gerakan, bukan perusahaan, maka ia tidak mungkin dilawan dalam arti dimatikan, karena hidup matinya tidak ditentukan oleh untung rugi perusahaan sehingga selama ia sesuatu yang bagus, akan selalu ada yang mengembangkannya tanpa ketergantungan pada penemu atau pemilik aslinya. Di sisi lain, Microsoft juga tidak bisa membelinya dalam arti menjadikan Microsoft menjadi satu – satunya pemilik. Jadi yang bisa dilakukan oleh Microsoft adalah justru ikut bergabung dengannya, seperti yang sudah dilakukan oleh Sun, IBM, dan perusahaan lain yang tadinya ada di kubu seberangnya.
Pada kasus Sun, kisah sukses meng-open source-kan StarOffice menjadi OpenOffice sudah jelas. Kemudian dengan pertimbangan lambannya pengembangan Solaris dibanding Linux, maka Sun meng-open source-kan Solaris sehingga Solaris kini berkembang lebih cepat dan makin populer. Selain itu karena CDE tidak bisa mengalahkan KDE dan GNOME, maka Sun mangadopsi GNOME dan menghentikan pengembangan CDE.
Pada kasus IBM, karena development platformnya (Visual Age) kalah pamor (oleh NetBeans yang open source dan Visual Studio yang propietary) maka Visual Age direlease sebagai open source menjadi Eclipse sehingga kini Eclipse jadi sangat populer. Lalu karena office suitenya (Lotus SmartSuite) juga kalah (oleh propietary lain), IBM mengambil dari dunia open source (Eclipse dan OpenOffice) sebagai basis untuk office suitenya yang baru direlease Mei 2008 kemarin (Lotus Symphony).
Microsoft sendiri sebetulnya sudah lama mendekati dunia open source, tapi perlu waktu untuk mencari pintu dan tempat yang tepat dalam dunia open source yang luas ini, karena kalau salah tempat, open source akan menjadi bumerang baginya.
Pelajaran dari semua ini, jika perusahaan sekelas Sun, IBM, dan Microsoft saja sangat serius dalam keikutsertaannya dalam gerakan open source, makanya aneh kalau kita tidak mendukung gerakan open source di dalam negeri ini.
LikeLike