=================
Note: Catatan berikut bukan untuk ‘menyerang’ pihak manapun. Apalagi para pengguna, pencinta dan atau penyelenggara layanan BlackBerry. Catatan berikut hanya sekedar telaahan pribadi saya saja, tanpa terjamin keakuratan data didalamnya.
=================
Kemarin, tepatnya pada hari Sabtu (13/12/2008) pada situs Detik.com, dimuat sebuah berita yang bertajuk: Ngobral Blackberry, Data Sensitif McCain Bocor. Ketika saya membaca header berita tersebut pada halaman utama Detik.com, saya terhenyak dan merasa agak geli dibuatnya.
Mengapa?
Karena, bagaimana mungkin, untuk sebuah aktifitas yang bisa kita kategorikan skala global (karena diakui atau tidak, Pemilu Presiden Amerika sedikit banyaknya memiliki dampak terhadap situasi per-politikan, ekonomi dan sosial dunia), memilih dan/atau menggunakan sebuah solusi yang tidak peka terhadap keamanan informasi untuk skala organisasi sepenting tim Pemilu McCain.
Mungkin bagi Anda yang belum sempat membaca beritanya, berikut cuplikan yang saya salin dari situs Detik.com tersebut:
Ngobral Blackberry, Data Sensitif McCain Bocor
Fino Yurio Kristo – detikinetWashington – Hiruk pikuk kampanye presiden di Amerika Serikat usai sudah dengan Barack Obama tampil sebagai pemenang. Namun demikian, John McCain sebagai pihak yang dikalahkan Obama tampaknya masih harus berpusing ria.
Pasalnya, sebuah perangkat Blackberry yang mengandung berbagai informasi sensitif soal kampanye McCain dijual secara sembrono dengan harga sangat murah alias diobral.
Untungnya, Blackberry yang belum dihapus data-datanya itu jatuh ke tangan reporter media terkemuka, FoxNews dan tidak disalahgunakan. Namun karena masih banyak perangkat elektronik bekas kampanye lain yang telah dijual, kekhawatiran akan penyalahgunaan data menyeruak.
Dikutip detikINET dari The Register, Sabtu (13/12/2008), Blackberry yang diandalkan tim McCain selama kampanye itu mengandung puluhan nomor telepon penting serta ratusan e-mail. Selain itu juga terdapat siapa saja penyumbang dana McCain.
“Ini adalah kesalahan para staf dan prosedur yang perlu telah dilakukan agar semua informasi dapat diamankan,” demikian tanggapan dari tim McCain mengenai kejadian ini. ( fyk / fyk )
Seperti yang disampaikan cuplikan berita diatas, tim McCain mengatakan bahwa bocornya informasi tersebut dikarenakan kelalaian anggota tim McCain itu sendiri. Ok, katakanlah hal tersebut benar, lantas bagaimana apabila informasi/bocoran tersebut jatuh pada tanggan orang yang salah. Yang kemudian lantas memanfaatkan informasi yang mereka dapatkan itu dengan tidak bertanggung-jawab?
Untung saja pada kasus McCain tersebut, si penerima informasi tersebut tergolong orang yang bertanggung-jawab, karena masih mau memberi tahu ke pemilik informasi awalnya.
Barangkali hal yang sama patut dipertimbangkan oleh para pelaku politik di Indonesia yang akan menggunakan teknologi mobile dalam kegiatan mereka berpolitik/berkampanye. Mereka harus benar-benar mempertimbangkan akses terhadap informasi yang mereka miliki. Baik itu sebelum maupun sesudah selesai mengikuti Pemilu.
Syukur, kalau kemudian informasi yang mereka miliki tidak berlawanan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Namun bagaimana jadinya apabila informasi yang mereka miliki bertentangan dengan hukum di Indonesia?
Alih-alih bisa duduk sebagai pemenang dikursi jabatan idaman, yang ada informasi yang mungkin nanti bocor itu malah membawa mereka berhadapan dengan pihak berwenang lainnya, seperti KPK, Kepolisian, Kejaksaan, dll.
Menurut hemat saya, seharusnya ketika sebuah organisasi yang memiliki informasi yang sifatnya sangat rahasia, patut mempertimbangkan sebuah solusi yang benar-benar dapat membantu mereka dalam saling akses informasi dan juga membantu mereka menjaga kerahasiaan informasi itu sendiri.
Saya tidak paham benar, teknologi apa yang digunakan oleh tim McCain itu. Namun seharusnya mereka dapat dengan mudah melakukan penghapusan terhadap informasi yang mereka miliki para perangkat mobile yang mereka miliki itu. Walaupun kemudian kepemilikan-nya sudah berpindah tangan.
Kalau kita bicara mengenai teknologi Email, maka sudah ada solusi seperti yang dimiliki Microsoft Exchange Server 2007. Dimana ketika kepemilikan terhadap sebuah perangkat mobile (katakanlah PDA) berpindah tangan, namun sipemilik awalnya lupa menghapus data-data sebelumnya, maka dia dapat dengan mudah menghapus informasi itu dari jarak jauh.
Mungkin teknologi/solusi seperti yang ditawarkan oleh Microsoft Exchange Server 2007 dan Microsoft Windows Mobile dapat menjawab kebutuhan organisasi/korporasi untuk solusi komunikasi data mereka.
#Sambil Menikmati Cinta Disini#