# bagi rekan-rekan yang menyimak tulisan ini melalui layanan RSS dimini feed seperti Facebook, dll, silahkan meng-klik tautan asli tulisan ini agar dapat membaca versi lengkapnya diblog saya#
Saya bukan seorang ahli sosiologi, psikologi atau ahli lainnya yang hendak membuat penelitian mengenai tren selingkuh yang ada sekarang ini. Saya iseng saja, ketika sedang menikmati dan bersatu dengan alam subuh, ingin menulis sesuatu.
Selingkuh. Siapa yang tidak mengenal kata yang satu itu. Sebuah kata yang seringkali digunakan dalam kegiatan kita sehari-hari, dalam konotasi yang positif, maupun dalam konotasi yang negatif. Baik dalam bentuk guyonan, atau sebagai ungkapan yang serius.
Bahkan tidak sedikit yang coba meraup keuntungan dari tema selingkuh ini. Simak saja beberapa grup musik, baik di Indonesia maupun diluar negeri yang mengambil tema selingkuh sebagai lagu/musik yang mereka mainkan. Belum lagi film yang diproduksi dengan mengedepankan isu selingkuh. Dapat disimak pula dimedia televisi, sajian seperti sinetron.
Bahkan hampir setiap aktifitas (benar atau tidak) selingkuh yang dilakukan oleh publik figure (artis, politisi, orang kaya, dll) selalu menjadi lahan subur bagi media masa (infotainment, tabloid, dll).
Arti Selingkuh
Ok. Mari kita mulai dari apa arti kata selingkuh itu.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Selingkuh memiliki arti sebagai berikut:
se·ling·kuh a 1 suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong; 2 suka menggelapkan uang; korup; 3 suka menyeleweng;
ber·se·ling·kuh v bertindak atau berbuat selingkuh;
per·se·ling·kuh·an v hal berselingkuh;
me·nye·ling·kuh·kan v mengambil dng maksud tidak baik, msl untuk kepentingan diri sendiri; menggelapkan: ia – uang kas perusahaan untuk berjudi;
per·se·ling·kuh·an n perihal berselingkuh: tidak semua diskotik menjadi tempat –
Apabila Anda melakukan pencarian di Internet dengan menggunakan kata kunci SELINGKUH, maka Anda akan mendapatkan ribuan entry tentang kata tersebut. Dan berikut adalah datanya:
Kalau kita tilik dari KBBI, arti selingkuh tidak terbatas pada kegiatan antara 2 pasang manusia saja (umumnya pria dan wanita). Melainkan selingkuh juga bisa berarti menyalah-gunakan wewenang/jabatan/kekuasaan yang didapat dari tempat seseorang bekerja.
Hal yang sangat menarik untuk ditulis, tentunya bukan mengenai selingkuh yang berkaitan dengan wewenang/jabatan/kekuasaan, melainkan selingkuh yang berkaitan dengan hubungan antar pasangan manusia (pria dan wanita).
Menurut data yang berasal dari Ditjen Pembinaan Peradilan Agama (PPA) Mahkamah Agung, terpapar data sebagai berikut (saya kutip dari Sinar Harapan):
” .. perceraian akibat adanya gugatan dari istri dari tahun ke tahun selalu lebih tinggi dari angka perceraian akibat talak suami. Data dalam lima tahun terakhir menunjukkan persentase perceraian akibat gugatan istri mencapai 56,2% (2000) naik menjadi 57,4% (2001), naik lagi menjadi 59,5% (2002), dan terus naik menjadi 60,7% (2003) dan 62,1% (2004) dan pada tahun 2005 naik lagi menjadi 63%. Ketika ditanya apa penyebab perceraian. Selingkuh adalah salah satu penyebab yang sering disebut-sebut. Faktanya, selingkuh memang kini telah meluas dan menjadi ancaman bagi institusi keluarga. Seberapa besar ancaman selingkuh terhadap keluarga-keluarga di Indonesia, pergerakan data statistis di Direktorat Jenderal Pembinaan Peradilan Agama menguaknya. Ternyata selingkuh telah menjadi virus keluarga nomor empat ..”
Laporan tersebut bisa saja tidak mewakili menurut Anda, bagi saya juga demikian. Namun paling tidak, data tersebut memberikan gambaran bahwa selingkuh merupakan fenomena tersendiri dan nampaknya tidak akan pernah redup disepanjang jaman.
Media Selingkuh
Ok. Cukup kita menyimak mengenai apa arti selingkuh (paling tidak dari sisi etimologi-nya). Mari sekarang kita simak, media apa saja yang lazim digunakan oleh para pelaku selingkuh.
Bagi Anda yang sudah remaja diawal era tahun 80-an, tentu tidak asing dengan kisah romansa diudara. Hal ini sebagaimana yang dilantunkan oleh almarhum Farid Harja melalui lagu beliau yang bertajuk “Di Radio”.
Fenomena romansa di udara itu memang benar adanya, selain karena saya sempat berada dilingkungan yang memiliki kegemaran mengutak-atik dan rajin dalam “ngebrik”, selain itu juga karena saya sendiri sempat mengamati beberapa “rekan udara” saya mempraktekan hal tersebut.
Selingkuh yang berawal via HT (handy walkie talkie) tidak jarang pula berujung pada kopi darat alias bertemu langsung. Bagi sebagian rekan yang saat itu mempraktekan selingkuh via HT, tentu-nya hal tersebut memiliki kesan tersendiri.
Bagaimana tidak. Sebelum mereka ketemu, selama rentang waktu tertentu, mereka hanya bisa berkomunikasi via udara tanpa pernah mengetahui bentuk wajah, dll dari lawan selingkuhan mereka. Tentunya, ketika sampai saat dimana mereka bisa bertemu, saat-saat itu pasti memberikan kesan tersendiri.
OK. Itu dulu. Seiring dengan maju-nya perkembangan teknologi dan jaman, media perselingkuhan dilakukan melalui banyak cara. Ada yang tetap masih menggunakan metode “ngebrik” namun ada pula yang sekarang ini mencoba TP-TP (Tebar Pesona) melalui internet.
Ya, melalui Internet.
Media internet, sama halnya dengan media udara versi tahun 80-an. Yang membedakan keduanya, adalah media internet memungkinkan sang pelaku untuk memperkenalkan diri secara lengkap (foto gambar diri, nomor telepon, dll).
Media internet yang saya maksud adalah situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Hi5, dll. Ada juga yang melakukan-nya melalui layanan pesan singkat (SMS) atau layanan percakapan internet seperti MSN, YM, IRC, dll.
Dari beberapa media di internet itu, yang sekarang marak adalah layanan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Hi5, dll.
Mengapa demikian? Saya belum menemukan data yang akurat mengenai berapa jumlah perselingkuhan yang dilakukan melalui situs jejaring sosial tersebut, namun saya memiliki beberapa kawan yang benar-benar mempraktekan aktifitas selingkuh melalui media-media tersebut.
Dan jumlah kawan yang melakukan hal tersebut lumayan signifikan. Dari mereka, sekitar 90% adalah pria. Dan status mereka (sebagaimana yang saya ketahui) adalah sudah menikah. Yupe. Sudah menikah. Baik dengan anak atau tanpa anak.
Saya tidak bermaksud menghakimi mereka atau mengatakan mereka salah. Karena pada prinsipnya, itu adalah hak mereka dan benar-benar domain pribadi mereka.
Lantas, apakah ‘usaha’ mereka melalui media jejaring sosial tersebut berhasil?
Ya. Usaha mereka berhasil. Sekitar 70% rekan-rekan (pria menikah) yang melakukan praktek tebar pesona melalui internet, berhasil dalam usaha mereka. Ada yang benar-benar mendapatkan pasangan sebagai pacar/kekasih, ada pula yang mendapatkan pasangan untuk kemudian menjadi lahan keisengan saja.
Alasan dari rekan-rekan tersebut berselingkuh bermacam-macam, ada yang hanya karena iseng, bosan dengan rutinitas berkeluarga, ‘kekangan’ dari pihak istri/suami yang dirasa terlampau berlebih, sampai sekedar memanfaatkan ketidaktahuan pasangan mereka (istri/suami) yang gagap teknologi.
Modusnya pun bermacam ragam, ada yang dengan sengaja tidak mencantumkan status sebenarnya di profil para pelaku tersebut (status sebenarnya mereka yang sudah menikah, tapi mencantumkan status single di profil mereka), dll.
Saya tidak ingin mengatakan bahwa media jejaring sosial di internet itu tidak baik bagi kelangsungan sebuah relasi. Pada saat saya menulis artikel ini, yang terlintas dibenak saya adalah fenomena yang benar-benar terjadi dan sangat menarik untuk dicermati.
Bahwa, betapa internet sungguh dapat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Yang pada prinsipnya adalah mahluk sosial dan tidak dapat lepas dari kebutuhan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
Saya sendiri lumayan aktif beraktifitas dimedia jejaring sosial tersebut. Dari media semacam itu saya mendapatkan banyak teman dan juga dapat berinteraksi dengan lebih leluasa dengan berbagai macam latar belakang, kompetensi, sosial, budaya, agama, bangsa dan juga profesi.
Apakah Anda juga berselingkuh di internet, tentu-nya jawaban-nya hanya ada pada diri Anda sendiri. Dan orang lain tidak berhak mencampuri urusan tersebut. Segala sesuatunya terpulang kepada diri Anda sendiri bukan.
Apakah saya selingkuh di internet juga? Hm, jawaban-nya tentu TIDAK 🙂
Jadi, selamat berinternet dan perkenakanlah saya mengucapkan selamat kepada mereka yang sedang berselingkuh-ria. Semoga yang Anda cari dapat Anda temukan dalam petulangan romansa ini.
Selingkuh = Senang Keliling Kampung Untuk Hiburan
Hehehe
LikeLike
hmmm … ribet juga yah ni teknologi …seperti pisau bermata dua, tergantung siapa yang pake aja nih .. 🙂
Good Posting !
LikeLike
hai hai.. salam kenal tetangga kosan :p
LikeLike
Emm…
tp gw dapet pacar dari internet… gmana dong…
LikeLike
Selingkuh = Semacam Linkungan Kurang Harmonis?
LikeLike
posting yang menarik….
selagi ada kesempatan… dijalanin dulu hehehhee….
LikeLike
Bagus juga tulisannya …….
sebuah fenomena yang memang sedang terjadi….
bagus juga untuk di teliti guna mendaptkan data yg concret….
LikeLike
selamat aja yang udah dapet,tapi aku dapet pacar di dunianyata….alhamdulillah…
LikeLike