Dengan semakin dekatnya waktu pemilihan Presiden pada bulan Juli 2009 yang akan datang, semakin marak kita simak dimedia massa geliat kampanye pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia.
Sebagaimana layaknya kampanye yang bertujuan ‘jualan’, geliat kampanye para Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden-pun tidak lepas dari ‘jualan’ ide, janji serta konsep. Yang diikuti pula dengan deklarasi tim sukses dari masing-masing pasangan calon tersebut.
Ada yang dengan tiba-tiba jadi akrab dengan khayalak marginal dipusat penampungan sampah, ada sontak mendekatkan diri kepada berbagai kalangan yang berbeda latar belakang, ada yang kemudian jadi melek teknologi dengan memiliki situs internet sendiri, blog sendiri, akun di situs jejaring sosial, dll.
Bahkan hari ini di Aceh salah satu kandidat Presiden mengkiritik lambatnya gerak dan respon pemerintah dalam menangani permasalahan dinegeri ini. Padahal perlu dicatat dan digaris-bawahi, yang mengkritik tersebut masih merupakan bagian dari pemerintahan sekarang yang dikritik itu tadi.
Janji-Janji Surga
Tentu akan sulit merangkum janji para kandidat Presiden dan Wakil Presiden tersebut. Karena setiap janji yang diutarakan oleh para kandidat tersebut beserta dengan tim suksesnya akan sangat tergantung dari siapa yang mereka hadapi ketika kampanye.
Ilustrasi disalah satu halaman harian KOMPAS sangat menggelitik untuk dicermati. Pada gambar ilustrasi tersebut, digambarkan sepasang tokoh kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang menggenakan perhiasan dan perlengkapan pribadi yang serba mewah, ketika mereka mengutarakan program kerja, janji serta target mereka berkaitan dengan hajat hidup rakyat miskin.
Ironis memang, tapi itulah kenyataan. Ketika kaum marginal dan terpinggir menjadi konsumsi serta ladang ‘bisnis’ baru bagi praktisi politik. Sesuatu hal yang ‘wajar’ kalau tidak mau disebut kurang ajar.
Setiap minggu pasti ada saja uraian baru serta gebrakan baru yang disampaikan oleh para kandidat tersebut. Namun agar kita sebagai ‘konsumen’ ada baiknya kita catat kesimpulan dari janji para kandidat itu, bukan sebagai bahan untuk menagih janji (karena itu pasti mustahil) melainkan sebagai salah satu perangkat kontrol sosial bagi kita saja. Untuk mengukur pribadi mana sebenarnya yang benar-benar dapat kita percaya sebagai ‘pesuruh’ kita dinegeri ini.
Jusuf Kalla – Wiranto
Pasangan yang ini menurut saya yang paling unik. Bagaimana tidak, karena Jusuf Kalla yang seharusnya menjadi pendamping Presiden, justru terkesan (atau bahkan terbukti) sering kalap dan latah mendahului pimpinan-nya.
Kalau pada struktur komando TNI, bisa jadi Jusuf Kalla akan mendapatkan tindakan tegas karena tidak menuruti rantai komando yang ada. Pada banyak kesempatan, Jusuf Kalla sering kali mendahului Presiden aktif dengan memberi komentar yang sangat tidak dapat dipertanggung-jawabkan, karena dia bukan Presiden.
Dapat Anda simak pula bagaimana Jusuf Kalla yang merupakan seorang tokoh saudagar sukses dari Indonesia bagian timur ini, mengkritik pemerintah sekarang karena kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah.
Padahal, Jusuf Kalla sendiri adalah bagian dari pemerintahan negeri ini. Pemerintahan yang menurut Jusuf Kalla terlalu lambat dalam mengambil keputusan.Aneh, sungguh aneh.
Megawati – Prabowo
“GOTONG ROYONG MEMBANGUN KEMBALI INDONESIA YANG BERDAULAT, BERMARTABAT, ADIL DAN MAKMUR”
Adalah seruan yang merupakan Visi dan Misi pasangan kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang satu ini. Valid atau tidaknya seruan yang disampaikan oleh pasangan ini tentu saja masih akan diuji oleh waktu dan kita semua sebagai pihak yang selalu dicekoki oleh kampanye pasangan yang satu ini.
Uraian satu persatu serta detail dari pasangan ini juga dapat Anda simak pada banyak media massa dan juga situs internet pasangan ini.
Buat saya, hanya satu hal yang menjadi catatan penting saya, yaitu: pada saat Megawati kebetulan (kebetulan=karena Presiden saat itu lengser) menjadi Presiden Republik Indonesia, justru Indonesia kehilangan kontrol yang signifikan terhadap banyak lembaga usaha negara ini. Hal ini dilakukan justru dengan dalil ingin menyelamatkan aset negara.
Sungguh sangat aneh, bagaimana mungkin pihak yang paling bertanggung-jawab terhadap lepasnya aset-aset penting negara ini kepihak negara lain, justru meng-agungkan KEDAULATAN. Belum lagi, kasus lepasnya Ligitan dari pelukan bumi pertiwi ketangan Malaysia. Ini juga terjadi pada saat Megawati menjadi Presiden.
Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono
Sudah hampir 5 tahun terakhir ini, dapat kita simak sepak terjang politik SBY. Pemerintahan SBY bisa dibilang penuh tekanan dan cobaan. Tercatat bahwa diawal masa pemerintahan SBY, bencana Tsunami di Aceh terjadi sampai dengan gempa bumi di Papua, belum lagi masalah bencana lumpur di Sidoarjo.
SBY yang dikenal dengan sosok yang lemah lembut tapi tegas, terkesan masih kurang tegas. Karena banyak pihak yang meragukan ketegasan SBY ketika harus berdikusi dengan sang wakil Presiden.
BLT yang diklaim pasangan ini (yang kemudian diklaim juga sebagai keberhasilan dan kesuksesan partai dari kandidat Presiden lainnya) sebagai sebuah solusi sementara dari masalah perekonomian yang ada, dihitiung oleh banyak pihak masih belum optimal. Bahkan cenderung salah sasaran.
SBY yang seorang mantan anggota TNI, SBY dianggap pula terlalu gampang terbawa emosi walaupun tidak temperamental.
——————————
Pilih yang mana? Hal itu tentu terserah Anda dan bukan orang lain. Silahkan Anda tentukan saja, kandidat mana yang paling masuk akal omongan-nya dan juga tidak terlalu menebar angin serta janji surga.
Berikut beberapa tautan tentang para kandidat tersebut: