Hari Minggu kali ini terasa agak spesial buat saya. Selain karena saya tadi akhirnya bisa nonton film Sang Pemimpi yang merupakan sequel/lanjutan dari film Laskar Pelangi, saya juga berkesempatan menyaksikan Konser Koin untuk Keadilan yang berlangsung di Hard Rock Cafe EX Plaza Jakarta.
Kedua hal tersebut, baik film Sang Pemimpi dan juga Konser Koin untuk Keadilan masing-masing memiliki nilai sendiri-sendiri, namun pada satu titik, keduanya memiliki kesamaan yang lumayan identik. Yaitu bagaimana Manusia di Indonesia yang masih kurang di Manusiakan.
Keduanya memiliki latar belakang masing-masing. Yang satu berlatarkang bagaimana warga negara Indonesia berjuang untuk mewujudkan cita-cita dan mimpi-nya dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, sedangkan yang satunya lagi, juga sedang berjuang dengan keterbatasan yang dimilikinya untuk mendapatkan secuil keadilan bagi dirinya ditengah-tengah gelombang instrumen hukum di Indonesia yang bisa dipastikan sulit bermanfaat bagi rakyat biasa nan jelata.
Bagi saya film Sang Pemimpi adalah film yang patut menjadi JUARA di Indonesia tahun ini selain film Laskar Pelangi. Karena film-film tersebut benar-benar menunjukan wajah hidup masyarakat Indonesia yang sebenarnya. Tidak seperti kebanyakan film Indonesia lain-nya yang lebih senang menggunakan gaya hidup Jakarta yang serba canggih, keren dan berada sebagai latar belakang-nya. Film-film seperti Sang Pemimpi, Laskar Pelangi, Denias, Daun Diatas Bantal, dan yang sejenis adalah film-film yang kalau saya jadi Menteri Pendidikan akan saya jadikan salah satu poin penting didalam kurikulum.
Karena film-film semacam itu, dapat dengan lugas dan bijak menyampaikan hiburan dengan cara yang lebih bermartabat. Selain itu, film-film tersebut dapat menyadarkan kembali, paling tidak bagi penduduk kota seperti Jakarta untuk lebih melihat kesekitarnya.
Sang Pemimpi sangat erat kaitan-nya dengan Konser Koin untuk Keadilan, dimana keduanya bisa berharmoni dan berkolerasi dengan indah, karena keduanya menyuarakan hasrat hidup sebagian besar warga negara Indonesia yang masih jauh berada diambang batas nilai-nilai hidup layak.
Inisiatif seperti Konser Koin untuk Keadilan membuktikan kepada kita bahwa, apabila rakyat Indonesia bersatu, maka tidak ada hal yang mustahil. Demikian juga kita dapat menyaksikan tidak hanya THE POWER of PEOPLE melainkan juga THE POWER of INTERNET. Betapa layanan jejaring sosial seperti Twitter, Facebook dan lain-lain dapat mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam kalangan dari berbagai golongan pada satu waktu, pada satu tempat dan untuk suatu tujuan yang sama.
Sungguh, saya sangat diberkati dengan apa yang saya lalui dan alami hari ini. Terima kasih Tuhan. Dan sebagai oleh-oleh buat Anda yang kebetulan berhalangan pada saat Konser Koin untuk Keadilan, berikut beberapa rekaman yang sempat saya abadikan.
Semoga bermanfaat.
Prita Mulyasari
SLANK
Ignatius Penyami (Saykoji)
Andra and The Backbone
Tora Sudiro dan Vincent Korompies
Titi DJ, suami dan anaknya
Wow….. ikut terharu buat mba yg dapat dukungan dari penjuru Indonesia. Tapi sayang Pak, untuk video yg slank sepertinya di”remove” karena terlalu panjang[lebih dari 10menit].
LikeLike
Sayang Ga bisa nonton…..waktunya bertepatan saya sedang di Aceh :(. Liputannya Keren pak
LikeLike
wah, ijin nonton videonya mas… baru tau soalnya
LikeLike
gmn y kabarnya kasus itu sekasrang
LikeLike