\Setelah sempat tertunda selama hampir lebih dari 6 bulan, maka saya lanjutkan untuk berbagi penjelasan mengenai industrial photography. Melanjutkan artikel sebelumnya yang sudah saya tulis di Industrial Photography 101 – Bagian 1.
Sebenarnya tidak ada yang terlampau spesial dari genre industrial photography atau fotografi industrial. Yang membuatnya berbeda adalah persyaratan dan kondisi kerja, serta perilaku yang dibutuhkan dari seorang fotografer ketika melakukan kegiatan fotografi industrial.
Berangkat dari pemahaman serta pengalaman kerja saya pada saat melaksanakan kegiatan fotografi industri untuk kalangan industri hulu minyak dan gas serta pertambangan. Yang mengharuskan saya untuk melakukan kegiatan fotografi pada lokasi kerja yang berada di darat (onshore), di laut (offshore) serta fotografi udara dengan menggunakan helikopter.
Pada artikel sebelumnya, saya telah mengulas mengenai pemahaman umum fotografi industrial, serta karakteristik fotografi industri. Kali ini saya akan menyajikan aspek lain yang sangat mendasar dalam kegiatan fotografi industrial, yaitu mengenai keselamatan kerja atau safety.
Keselamatan Kerja
Bagi sebagian dari anda, barangkali keselamatan kerja bisa jadi hanya sebuah slogan atau semboyan tanpa arti.
Namun bagi seorang fotografer industrial atau fotografer yang memutuskan untuk fokus dalam kegiatan fotografi industrial, pemahaman yang baik mengenai keselamatan kerja adalah sebuah hal yang mutlak dan tidak dapat ditawar.
Mengapa demikian?
Silahkan disimak artikel sebelumnya Industrial Photography 101 – Bagian 1, saya sudah menjelaskan kondisi dan situasi seperti apa yang biasanya terkait dengan industrial photography. Kondisi serta lokasi tersebut mewajibkan siapapun yang berada pada lokasi/lingkungan tersebut, memahami, mematuhi serta melaksanakan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku. Tidak terkecuali seorang fotografer beserta dengan tim produksi yang terkait.
Kelalaian serta keteledoran kecil dapat miliki akibat yang sangat merugikan bagi klien yang menggunakan jasa seorang fotografer industrial. Terlebih bagi klien yang memiliki perhatian khusus terhadap keselamatan kerja.
Dampak yang terjadi tidak hanya akan membawa akibat yang tidak baik kepada sang fotografer beserta tim seperti rusaknya kredibilitas sang fotografer, melainkan juga akan memiliki dampak terhadap perwakilan dari klien yang menggunakan jasa seorang fotografer industrial atau sering disebut sebagai client representative.
Dan tidak tertutup kemungkinan, akan menimbulkan kerugian dalam bentuk materi atau finansial dalam jumlah yang tidak sedikit. Karena tidak jarang, lokasi kerja secaman anjungan pengeboran minyak dan gas lepas pantai menghitung ongkos produksinya per hari. Sehingga dapat anda bayangkan berapa kerugian yang harus ditanggung oleh sang klien apabila terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kegiatan produksi harus terhenti atau dihentikan karena terjadi kecelakaan kerja.
Mungkin akan lebih mudah apabila untuk yang satu ini saya berikan sedikit ilustrasi mengenai hal tersebut.
Seorang fotografer yang diminta oleh sebuah perusahaan untuk mendokumentasikan kegiatan mereka pada lokasi kerja pengeboran minyak dan gas bumi yang berada di anjungan lepas pantai. Secara teknis fotografi, sang fotografer sudah menguasai dengan baik. Dan sang fotografer menyanggupi untuk melakukan apa yang diminta oleh sang klien.
Setelah mengikuti PPM (Pre Production Meeting) bersama dengan klien terkait dengan ide kreatif, photo shoot sequences, dll, maka sang fotografer pun pergi menuju lokasi pemotretan.
Sesampainya di lokasi, sebagaimana biasanya, maka akan dilakukan safety induction oleh safety officer setempat. Intinya, sang fotografer akan mendapatkan penjelasan mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berada di atas anjungan pengeboran tersebut.
Tentu dengan mengenakan APD (Alat Pelindung Diri atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai PPE Personal Protection Equipement) maka sang fotografer pun melakukan kegiatan dokumentasi.
Dengan antusias sang fotografer melakukan kegiatan dokumentasi dengan berbagai sudut pengambilan gambar. Dan karena waktu yang tersedia sangat singkat, maka sang fotografer berusaha memanfaatkan waktu yang ada dan buru-buru mengambil gambar.
Namun akibat terlampau antusias dan buru-buru, sang fotografer dengan tidak sengaja terjatuh karena terpeleset. Yang mengakibatkan kaki sang fotografer terkilir.
Bagi banyak pihak, kaki terkilir itu bisa jadi hal remeh. Namun tidak demikian, apabila hal tersebut terjadi pada lokasi semacam tersebut diatas. Hal tersebut bisa menjadi sebuah catatan sendiri bagi pucuk pimpinan tertinggi di lokasi kerja tersebut yang dapat mengakibatkan peringatan serius.
Hampir dapat dipastikan, pihak yang mengutus sang fotografer tersebut juga akan mendapatkan dampaknya. Hal tersebut bisa mengakibatkan sang fotografer dipulangkan dari lokasi pengeboran lepas pantai tersebut. Dan tidak tertutup kemungkinan sang fotografer tidak akan dipakai lagi oleh klien tersebut.
Itu baru satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada.
Jadi secara singkat, keselamatan kerja tidak hanya sekedar pemahaman dan kemampuan mengenakan alat pelindung diri seperti helmet, kacamata safety, coverall, sarung tangan, ear plug, body harness, dan safety shoes melainkan keselamatan kerja juga melibatkan kemampuan untuk mengamati situasi serta kondisi tempat kita berada dan bagaimana sebagai seorang fotografer industrial, kita wajib berprilaku aman. Tidak hanya bagi diri kita, melainkan juga bagi orang lain yang berada disekitar kita pada saat pelaksanaan kegiatan fotografi industrial.
Dengan memiliki pemahaman yang baik mengenai keselamatan kerja ini tidak hanya akan membantu seorang fotografer industrial berikut dengan tim produksinya (asisten fotografer, art director) yang terlibat dalam kegiatan fotografi industrial di lapangan dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal, dan aman.
Pemahaman tersebut juga, secara komersial, akan membantu serta memberikan nilai tambah bagi sang fotografer ketika berada dalam tahap diskusi harga dengan sang klien. Dimana klien dapat diyakinkan bahwa mereka tidak memilih fotografer yang hanya bisa memotret, melainkan juga fotografer yang memahami kaidah-kaidah yang wajib dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat di lokasi kerja mereka.
Lantas apabila anda sama sekali belum pernah berada pada lokasi kerja semacam itu, namun ingin tetap menjajal untuk mendapatkan pekerjaan terkait fotografi industrial, bagaimana caranya?
Well, cara yang terbaik memang adalah dengan memiliki pengalaman hands-on atau langsung berada di lokasi seperti itu. Namun karena memang akses ke lokasi kerja semacam itu tidak gampang didapat, sehingga cara termudah tentu adalah dengan memperbanyak referensi. Melalui referensi yang banyak terdapat di internet, bertanya dan berdikusi dengan para pelaku fotografer industri, atau kawan dan sanak-saudara yang bekerja pada lokasi kerja semacam itu.
Demikian penjelasan saya mengenai industrial photography kali ini. Saya akan lanjutkan penjelasan lainnya pada artikel berikutnya. Semoga bermanfaat.