Beberapa hari belakangan ini sedang viral sebuah video drone yang merekam seekor induk Beruang dan anaknya yang sedang mendaki tebing bukit bersalju. Sebuah pemandangan yang tentu unik dan sayang sekali bila tidak diabadikan.
Namun yang membuat video tersebut menjadi viral dan mendapatkan response yang beragam dari para netizen, justru adalah ketika sang anak Beruang tersebut akhirnya terpisah dari sang induk, karena terjatuh ketika berusaha sesegera mungkin mencapai induknya yang sudah berada di puncak bukit.
Ada yang mengatakan bahwa terjatuhnya sang anak Beruang tersebut karena drone yang terbang di dekat mereka itu telah menimbulkan stress kepada para Beruang sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli ekologi.
“It could be a zoom on the video camera, but most consumer drones don’t have the payload capacity to carry a camera with a high quality zoom lens,” says Mark Ditmer, a wildlife ecologist at Boise State University who has studied the physiological impact drones have on black bears.
“I could be wrong, but I would have to guess this is the drone approaching rapidly and the mother panicking and swatting out of fear.”
“You look at the mother bear in that video and she’s staring straight at the drone for chunks of time,” Sophie Gilbert, a wildlife ecologist at the University of Idaho.
“From her perspective it’s literally a UFO. It’s an unidentified flying object.”
“She has no idea what it’s doing. She’s probably never seen anything like it in her life. She’s got a very young cub with her, and of course her response is going to be fear,” Gilbert says.
Di beberapa negara termasuk di Indonesia, pemanfaatan wahana nirawak pada lokasi-lokasi tertentu memang sudah diatur. Bahkan pada beberapa lokasi seperti misalnya objek vital negara (bandar udara, pelabuhan, fasilitas produksi MIGAS, fasilitas sumber daya listrik, pangkalan militer, dll) masuk dalam kategori NFZ (No Flight Zone), tidak terkecuali taman nasional.
Dari pengalaman saya ketika berkunjung ke beberapa State Park dan National Park di Amerika, juga dari beberapa literatur yang saya baca tentang Taman Nasional di beberapa negara di Afrika, penggunaan wahana nirawak amat sangat ketat aturannya, bahkan ada yang dilarang sama sekali.
DJI sebagai salah satu produsen drone yang produknya banyak digunakan di dunia, pada inisiatif FlySafe-nya juga sudah menyampaikan beberapa himbauan kepada para penggunanya yang antara lain adalah:

Sebagai pengguna drone kita kerap berada para situasi yang menggoda kita untuk merekam sebuah peristiwa yang terjadi, apalagi apabila peristiwa tersebut amat sangat jarang terjadi dan bahkan mungkin memiliki nilai ekonomi apabila footage yang dihasilkan ditawarkan kepada pihak yang tepat, atau sekedar ingin membuat sebuah konten yang viral saja. Nah, kondisi seperti itulah yang menggoda kita untuk mengabaikan serta melanggar aturan-aturan yang sudah ditentukan oleh pihak berwenang.
Idealnya kita harus tetap memperhatikan peraturan dan kepentingan keselamatan/privasi pihak lain, dan tidak menerbangkan drone yang kita miliki sekenanya saja. Terkecuali apabila kita sudah mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang dan sudah melakukan persiapan yang sungguh matang ketika menerbangkan wahana nirawak yang kita miliki.
Kredibilitas dan perilaku para pengguna drone yang akan menentukan seperti apa regulasi di negeri ini akan diterapkan. Apaila terlampau sering terjadi insiden-insiden seperti video yang terjadi di Rusia itu, bukan tidak mungkin di Indonesia akan diterapkan aturan wahana nirawak yang jauh lebih ketat daripada yang sekarang, seperti yang diterapkan di Jerman contohnya.
So, mari kita terbang dengan bermartabat dan tidak membahayakan orang lain.
Silahkan mampir juga ke Instagram, YouTube dan Twiter ya.
Artikel pendukung: