Seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa penetrasi teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence semakin masif. Setelah ChatGPT besutan OpenAI dengan ChatGPT-4 yang kemudian langsung disusul oleh Google dengan Google Bard-nya, kini Adobe meluncurkan update terbaru untuk jajaran produk andalannya; termasuk Adobe Photoshop.
Sebuah terobosan teknologi baru yang layak untuk dicoba, karena para pengguna aplikasi AI sudah tidak perlu lagi menggunakan prompt yang rumit seperti yang saat ini lazim digunakan.
Dan momok terkait dengan pelanggaran hak cipta atau copyright akan dapat dihindari, karena Adobe Firefly merupakan offering one-stop-solution oleh Adobe dengan Adobe Stock-nya, sekaligus model bisnis yang ideal pada ranah AI yang selama ini cenderung meriah dengan perdebatan tentang copyright itu.
Apakah kehadiran teknologi Generative Fill ini akan segera menggantikan manusia sebagai editor foto itu akan segera terwujud?
Adobe Generative Fill (Photoshop)
Sekitar 20 jam yang lalu Adobe meluncurkan Generative Fill untuk Adobe Photoshop. Generative Fill itu sendiri merupakan bagian dari Adobe Firefly yang merupakan mesin AI generatif yang baru oleh Adobe.
Generative Fill yang didukung oleh Firefly adalah co-pilot pertama di dunia dalam workflow kreatif dan desain. Manfaat dari Generative Fill tersebut adalah:
- Kita jadi dapat dengan mudah dan leluasa menambahkan, memperluas, atau menghapus konten dari gambar secara non-destruktif dalam hitungan detik menggunakan petunjuk teks sederhana.
- Firefly dirancang untuk menghasilkan gambar yang aman digunakan secara komersial dan dilatih menggunakan ratusan juta gambar beresolusi tinggi berlisensi dan profesional dari Adobe Stock, membantu memastikan bahwa Firefly tidak akan menghasilkan konten berdasarkan kepemilikan intelektual (IP) orang lain atau merek.
- Membantu pengguna untuk menciptakan karya, dari sekedar gagasan menjadi gambar, dengan memberikan petunjuk atau prompt teks sederhana untuk melakukan penambahan, memperluas cakupan karya, atau bahkan menghapus bagian dari gambar yang asli untuk mencapai hasil yang mengagumkan.
- Melakukan perubahan atau penyuntingan atau editing tanpa merusak. Karya yang dihasilkan secara generatif, memungkinkan kita untuk dengan cepat bereksperimen dengan berbagai kemungkinan yang ada dan mengembalikan penyuntingan ke karya asli jika diperlukan, tanpa memengaruhi gambar aslinya.
- Menurut janjinya, dengan menggunakan Generative Fill tersebut, kita dapat melakukan eksperimen dengan beragam ide, menghasilkan konsep yang berbeda, dan menciptakan variasi tak terbatas dari karya yang berkualitas tinggi secepat kita mengetik.
- Generative Fill juga tersedia sebagai modul baru dalam Firefly beta untuk pengguna yang tertarik menguji kemampuan baru ini secara daring.
Kehadiran generative AI atau AI generatif untuk Photoshop merupakan bagian dari Creative Cloud yang mengintegrasikan Adobe Firefly yang diluncurkan sekitar 6 minggu lalu itu akan secara signifikan berpengaruh terhadap rentang workflow di Creative Cloud, Document Cloud, Experience Cloud, dan Adobe Express.
Dengan menggunakan Generative Fill, Adobe Photoshop secara otomatis menyelaraskan perspektif, pencahayaan, dan gaya gambar untuk memungkinkan pengguna mencapai hasil yang diinginkan. Generative Fill memperluas ekspresi kreatif dan produktivitas dengan menggunakan bahasa yang alami serta konsep yang dibutuhkan untuk menghasilkan karya dalam hitungan detik.
Sesuai rilis resmi dari Adobe, fitur Generative Fill untuk Photoshop sudah tersedia dalam versi beta untuk aplikasi Photoshop versi desktop dan akan mulai tersedia untuk seluruh pelanggan Adobe pada paruh kedua tahun 2023. Generative Fill juga tersedia sekarang bagi para pengguna aplikasi Firefly versi beta.
Generative AI itu apa?
By the way, mungkin masih banyak yang bingung dengan Generative AI.
Generative AI atau kecerdasan buatan generatif, adalah bidang dalam kecerdasan buatan (AI) yang berkaitan dengan pengembangan algoritma dan model yang dapat menghasilkan atau menciptakan konten baru, seperti gambar, musik, tulisan, atau bahkan percakapan, yang secara manusiawi menyerupai atau bahkan tidak dapat dibedakan dari konten yang dihasilkan manusia.
Pendekatan generatif AI sering melibatkan penggunaan jaringan saraf tiruan yang disebut generative models. Model generatif seperti Variational Autoencoders (VAEs) dan Generative Adversarial Networks (GANs) adalah beberapa contoh yang populer dalam generative AI.
VAEs bekerja dengan mempelajari distribusi data yang ada dalam rangkaian pelatihan dan kemudian mencoba untuk menghasilkan contoh baru yang serupa. Mekanisme kerjanya dengan memetakan data masukan ke dalam ruang laten (latent space) yang kemudian digunakan untuk menghasilkan data baru yang serupa dengan data pelatihan.
GANs adalah jenis model generatif yang berfungsi melalui persaingan antara dua jaringan saraf, yaitu generator dan discriminator. Generator berusaha menghasilkan data yang menyerupai data pelatihan, sementara discriminator berusaha membedakan antara data yang dihasilkan generator dan data asli. Melalui iterasi dan umpan balik yang terus-menerus antara kedua jaringan ini, GANs dapat menghasilkan data yang semakin realistis.
Generative AI memiliki berbagai aplikasi, seperti dalam seni dan desain, pembuatan konten multimedia, pembuatan musik, generasi teks, pengenalan wajah, dan banyak lagi. Namun, penting untuk mencatat bahwa kemampuan AI generatif juga dapat menimbulkan masalah etika dan privasi, seperti penggunaan yang tidak etis atau penyalahgunaan teknologi ini.
Demikian semoga bermanfaat ya 🤓
Tautan referensi:
One Comment Add yours