Selamat Jalan Chief

Sejak 6 hari terakhir di jejaring media sosial ramai berita mengenai kesehatan Kristupa Saragih sampai dengan kemarin (8 Juli 2017) saya mendapatkan kabar bahwa Kristupa Saragih telah meninggal dunia.

Kaget itu pasti, sedih juga tentu.

Agaknya demikian pula yang dirasakan oleh banyak kawan-kawan mendiang. Baik yang kenal secara pribadi dengan Kristupa, mereka yang pernah bekerja satu tim dengan Kristupa serta mereka yang pernah bertemu dengan dia pada beragam kesempatan kegiatan fotografi, dll.

Seiring dengan kepergian pria yang bernama lengkap Kristupa Wicaksana Saragih itu banyak kawan yang menorehkan kesan mereka mendalam mengenai pengalaman perjumpaan dan pergaulan dengan Kristupa.

Saya coba merangkum pengalaman perkenalan dan bergaul dengan Kristupa.

Chief; itu panggilan saya buat dia. Panggilan tersebut saya gunakan bukan karena dia lebih tua jauh dari saya; umur kami terpaut beberapa bulan saja (Kristupa dilahirkan bulan Desember dan saya pada bulan Januari), namun karena secara pengalaman dalam fotografi, harus diakui saya banyak belajar dari dia dan komunitas Fotografer.net yang dia bidani bersama dengan Valens Riyadi.

Karena kami sama-sama pernah bekerja pada service company pada sektor industri hulu MIGAS, panggilan Chief itu biasanya digunakan kepada mereka yang dipandang lebih senior. Dan bagi saya pribadi, sosok Kristupa memang senior saya.

Dan barangkali karena latar belakang pengalaman kerja yang sama itulah, pada banyak kesempatan diskusi kami selalu berujung pada kisah pengalaman bekerja di lepas pantai di anjungan pengeboran dan produksi MIGAS.

Belajar dari Kristupa yang berani mengambil langkah (dengan segala konsekuensinya) untuk hidup dari hal yang dia sukai itulah, maka saya menjalani apa yang saya jalani sekarang sebagai fotografer industrial.

Seperti kawan-kawan penggemar fotografi (mulai dari jaman “angkatan pait”), penikmat fotografi serta praktisi fotografi lainnya, komunitas Fotografer.net menjadi kawah candradimuka bagi saya.

Di FN, saya sungguh belajar banyak mengenai fotografi. Tidak sekedar belajar teknis dari materi tulis, pelatihan dan karya-karya foto yang tertampang di FN, namun juga belajar melalui beragam pertemuan dengan beragam kawan yang tergabung di FN.

Bagaimana ketika itu bersama dengan kawan-kawan penggiat fotografi di Balikpapan dan sekitarnya, bersama dengan FN meramaikan kota minyak kegiatan fotografi di Balikpapan.

Demikian juga ketika kita bersama dengan para penggemar fotografi di lingkungan industri hulu MIGAS, bersama kita membuat kegiatan gathering Petrographer di Musem Batavia.

Tidak sekedar belajar teknis fotografi, melainkan juga belajar bagaimana caranya agar bisa bertahan hidup dengan mengandalkan fotografi sebagai profesi.

FN seolah menjadi perekat kebersamaan bagi banyak penggiat fotografi di Indonesia. Dari beberapa postingan kawan-kawan di media sosial, mereka yang menjenguk Kristupa untuk terakhir kalinya di rumah duka seolah mendapatkan wadah untuk reuni.

Di lemari pakaian saya hampir separuh isinya adalah kaos/t-shirt Fotografer.netdengan beragam versi. Walaupun sekarang saya hanya sesekali saja bertandang ke FN, namun mungkin itu bisa menggambarkan betapa saya sungguh terkesan oleh FN dan perjuangan para pengelolanya.

Tidak banyak yang bisa saya tuliskan disini, karena terlampau banyak hal yang harus diingat satu persatu.

“Chief, terima kasih untuk semua hal baik yang pernah lo bagikan buat gue. Maafkan gue, karena gue baru bisa menyampikan terima kasih ini setelah lo sudah ga ada lagi. See you when I see you Chief.”
382929_2823237698928_1475446211_n
386577_2823236298893_2132991033_n
326338_2819373962337_516430504_o

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.