Kemarin (15/5/2020) adalah hari yang sangat produktif buat saya. Karena sudah hampir 3 bulan ini, kegiatan saya sebagai fotografer menjadi sangat lambat karena situasi pandemi ini.
Setelah melakukan pemotretan jarak jauh atau virtual photo shoot, seperti yang saya tuliskan pada artikel Virtual Photo Shoot – ‘The Beast’ BMW X6, pada pukul 14:00 WIB hingga 15:30 WIB, lantas saya kemudian melanjutkan sesi #ngobroldisiniyuk sejak pukul 15:30 WIB hingga 17:30 WIB.
Saya sangat bersyukur, karena walaupun harus berada di rumah saja, namun saya masih dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat, paling tidak buat saya, syukur kalau kemudian juga bermanfaat bagi kawan-kawan lainnya juga 🙂
Termasuk pada dini hari ini (16/5/2020) karena terbangun tengah malam tadi, saya bisa langsung menulis 2 artikel pada blog saya ini 🙂
Indonesia Negeri Harapan
Ada beberapa kawan yang mengatakan bahwa judul obrolan dan diskusi yang saya pilih untuk sesi kemarin itu lebay, mengada-ngada, bahkan ada yang bilang hanya pemanis saja.
Salah? Tentu tidak.
Setelah situasi pandemi dinyatakan oleh WHO dan kemudian diikuti dengan penerapan PSSB di banyak daerah di Indonesia, praktis aktifitas saya “berkeliaran” juga terhenti. Bukan karena saya sok patuh atau sok ingin menjadi warga negara yang baik, melainkan saya memutuskan berada sedapat mungkin di rumah saja, untuk kebaikan dan kesehatan saya sendiri dan mungkin juga untuk orang lain. Sesederhana itu.
Kalaupun harus keluar rumah, ya paling untuk membeli keperluan dan perlengkapan yang saya butuhkan di rumah. Setelahnya saya akan langsung pulang untuk mengurangi resiko saya tertular dan menulari orang lain.
Namun demikian, saya masih tetap bersyukur, karena saya beruntung tidak berada dalam situasi dan posisi di mana saya harus berada di luar rumah karena pekerjaan atau hal lainnya.
Nah, berdasarkan refleksi itulah, maka saya memutuskan untuk menggunakan tajuk Indonesia Negeri Harapan pada sesi obrolan kemarin itu.
Situasi saat ini memang pelik dan tidak mudah bagi semua orang, namun kalau kita hanya terus menerus berusaha untuk menyalahkan pihak lain, menurut saya juga tidak akan terlampau banyak membantu kita di dalam melewati situasi ini. Bahkan bukan tidak mungkin kita malah menjadi stres dan mengalami psikosomatik, seperti yang saya alami pada awal-awal diterapkannya PSBB.
Pada sesi Indonesia Negeri Harapan kemarin, saya bersyukur karena selain para peserta yang mengikuti obrolan kemarin melalui aplikasi Zoom dan juga di YouTube, kawan-kawan yang saya ajak sebagai kawan ngobrol kemarin sudah berkenan meluangkan waktunya.

Kawan-kawan itu adalah:
- Ibu Hetifah Sjaifudian
- Pak Wawan Gunawan
- Arbain Rambey
- Barry Kusuma
- Bima Prasena
- Bonfilio Yosafat
- Hari Abrianto
- Galuh Azhar Wicaksana
Beberapa hal penting yang telah disampaikan oleh Ibu Hetifah dan Pak Wawan, diantaranya adalah pada cuplikan materi berikut ini.



Bila kita simak pada informasi diatas dan informasi lainnya yang terungkap pada sesi obrolan kemarin itu, paling tidak ada 2 hal yang bisa saya simpulkan:
- Butuh peran serta kita bersama dalam upaya untuk meredam laju penyebaran wabah saat ini.
- Terdapat peluang-peluang baru terkait pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tentu saja, pemahaman terhadap informasi serta pertanyaan dan pernyataan dari para peserta diskusi kemarin itu bisa dimaknai secara beragam oleh kita masing-masing. Namun bagi saya, selalu ada hal positif ditengah keterpurukan situasi saat ini.
Saya berterima kasih kepada kawan-kawan kemarin yang sudah berkenan meluangkan waktunya untuk bergabung pada sesi obrolan kemarin 🙂
Buat kamu yang kemarin berhalangan mengikuti obrolan kemarin, maka dapat menyimak rekamannya pada video berikut ini.
Semoga kita semua tetap selalu sehat, bugar dan semangat dalam menjaga diri, orang-orang yang ada di sekitar kita, dan bisa memanfaatkan waktu selama di rumah saja untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi segala situasi termasuk mempersiapkan strategi ketika kita sudah bisa diperkenankan beraktifitas di luar rumah oleh pemerintah.
One thought on “Indonesia Negeri Harapan”