Benarkah Corona Itu Perangkat Mata-Mata?

Tidak terasa sudah lebih dari satu setengah tahun kita berada di dalam situasi Bencana Nasional Wabah Corona di Indonesia, sejak Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 yang lalu.

Dan sejak saat itu pula, kita sudah menyaksikan betapa banyak kawan-kawan, orang di sekitar kita, keluarga sendiri, atau bahkan diantara kamu yang sudah terpapar virus SARS-Cov-2. Ada yang berhasil sembuh dan kemudian bisa berkumpul kembali dengan keluarga, namun tidak sedikit juga yang harus merenggang nyawa karena virus tersebut.

Di tahun 2021 kita mengalami bersama, ternyata wabah Covid tersebut tidak kunjung reda, bahkan menjadi semakin brutal penyebaran, dan berdampak bagi banyak orang. Bahkan menurut informasi dari Satgas Nasional Covid 19 pada laman resminya kemarin (7 Juli 2021) disampaikan terdapat 34.379 orang yang terpapar per hari dan ada 1.040 orang yang meninggal per hari, dan yang dinyatakan sembuh 15.863 orang per hari. Namun angka yang sembuh masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan angka yang terpapar dan yang meninggal dunia semakin bertambah.

Corona, Perang Dingin dan Kegiatan Mata-Mata

Ternyata Corona itu sudah ada sejak 21 Januari 1959 dan diprakarsai oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, dan Dwight David “Ike” Eisenhower sebagai Presidennya. Dalam rentang waktu Agustus 1960 hingga Mei 1972, Corona sudah menunjukan kinerjanya

Ketika itu situasi dunia masih dihadapkan pada perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang menjadi Rusia). Persaingan sengit di antara kedua negara terjadi hampir pada segala bidang. Seakan tidak ingin kalah, satu sama lain saling bersaing, dan tidak hanya di antara kedua negara, melainkan juga melibatkan para negara sekutunya masing-masing.

Banyak sekali film yang terinspirasi dari situasi itu, mulai dari film seperti James Bond, The Hunt For Red October, Bridge of Spies, Thirteen Days, dan banyak film lainnya. Film-film itu menggambarkan betapa ketegangan yang terselubung di antara para pihak yang terkait menjadi sajian yang mendebarkan, menegangkan bahkan tidak jarang romantis. Bagi kita yang tidak tinggal di kedua negara tersebut (Amerika Serikat dan Uni Soviet), bahkan belum lahir pada tahun-tahun tersebut, tentu penjabaran adegan demi adegan di film-film tersebut sangat menarik.

Bahkan tidak sedikit pula teori konspirasi yang kemudian muncul dan berkembang karena film-film tersebut.

Kembali ke soal Corona. Pada awalnya, program Corona dimulai dengan nama Discoverer. Dan sejak pertama kali diluncurkan hingga program tersebut selesai pada bulan Mei 1972, Corona sudah memiliki beberapa versi, diantaranya adalah KH-1KH-2KH-3KH-4KH-4A dan KH-4B.

Kecanggihan Corona seakan melampui jamannya ketika itu.

Di saat dunia terlena dengan gemparnya keberhasilan astronot Alan B. Shepad sebagai orang Amerika pertama yang berada di luar angkasa dengan menggunakan Kapsul Mercury yang diberi nama Freedom 7 pada tanggal 5 Mei 1961, program Corona dengan sengaja tidak dipublikasikan.

Kenapa tidak dipublikasikan? Karena Corona adalah perangkat mata-mata Amerika Serikat. Iya, Corona itu perangkat mata-mata ternyata.

Padahal ketika itu Amerika Serikat sedang bersaing ketat dengan Uni Soviet, bahkan sudah tertinggal dengan Uni Soviet dalam hal program luar angkasa.

Karena sebelum Alan B. Shepard menjelajah orbit planet Bumi, Uni Soviet pada 12 April 1961 sudah lebih dulu mengirim kosmonot Yuri Gagarin melintasi orbit planet Bumi, disusul dengan mengirimkan Valentina Tereshkova sebagai perempuan pertama yang melintasi orbit planet Bumi pada 16 Juni 1963.

Eits, tapi tunggu dulu. Corona yang saya maksud disini bukanlah virus SARS-Cov-2, melainkan adalah sebuah kamera super canggih (pada jaman itu) yang menjadi salah satu andalan Amerika Serikat untuk memata-matai Uni Soviet.

Proyek Corona yang memakan biaya lebih dari 1 miliar USD$ itu merupakan salah satu tonggak bersejarah dalam kegiatan mata-mata. Bila sebelumnya, kegiatan mata-mata hanya dilakukan di permukaan planet Bumi, sejak satelit Corona mulai diluncurkan ke orbitnya, kegiatan mata-mata menjadi naik level.

Program satelit Corona yang adalah sebuah bagian dari program WS-117L, merupakan program mata-mata dan proteksi yang digagas oleh Angkat Udara Amerika Serikat pada tahun 1956. Dan diluncurkan pertama kali pada 21 Januari 1959 di pangkalan udara Vandenberg di California, dengan tujuan 100-nautical-mile-high dan mengorbit diatas ke dua kutub; Utara dan Selatan.

Spesifikasi kamera satelit Corona adalah yang tercanggih ketika itu. Dan sepanjang sejarah beroperasinya satelit Corona, sejak tahun 1960 hingga 1972, kamera Corona telah menghasilkan 800.000 gambar.

Setiap satelit Corona dilengkapi dengan kamera besutan Itek Corporation. Kamera (berikut dengan lensanya) sepanjang 5 kaki atau 1.524 meter, dengan focal length 24 dan aperture f/5. Semua foto yang dihasilkan oleh kamera tersebut direkam ke film buatan Kodak. Dan setiap satelit Corona membawa pasokan film sepanjang 2438.4 meter dan 9753.6 meter. Bayangkan saja betapa masifnya kamera tersebut bukan?

Saat ini sebagian dari kamera satelit Corona dapat disaksikan di Museum Luar Angkasa di kota Washington, negara bagian Washington D.C di Amerika Serikat.

Nah, daripada berpanjang-panjang menulis, silahkan menyimak video berikut ini.

Mari kita bisa lebih bijak memilah informasi yang kita dapat, dan tidak mudah juga untuk meneruskan apalagi percaya tentang sebuah informasi yang tidak berasal dari sumber yang tidak jelas.

Dan semoga kita semua selalu sehat, terhindar dari paparan virus SARS-Cov-2 dengan menerapkan protokol kesehatan dan juga sedapatnya menerima vaksin, demi kepentingan kita bersama.

Stay safe Indonesia 🇮🇩

Referensi:

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.