Pertarungan di jagad Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence kian tajam. Setelah ChatGPT besutan OpenAI (yang kemudian sebagian besar sahamnya diakuisi oleh Microsoft), kira-kira pada 2 hari (GMT+7) yang lalu, ramai menjadi perbincangan di GitHub tentang Dreamix yang merupakan besutan Google (tepatnya Google Research) bersama dengan Hebrew University of Jerusalem.
Setelah belakangan ini kita digemparkan dengan betapa mudahnya mendapatkan informasi serta melakukan manipulasi gambar atau foto dengan menggunakan ChatGPT, DALL-E dan DALL-E 2 atau aplikasi seperti MidJourney, kini sudah ada Dreamix yang fokus pada porsi video, salah satu bidang yang masih lumayan sedikit tersentuh oleh para pihak pengembang kecerdasan buatan lainnya.
Walau mungkin bukan yang pertama, namun Dreamix agaknya dapat dikatakan sebagai sebuah terobosan baru dalam kecerdasan buatan yang memanfaatkan kehandalan machine learning para ranah video.
Secara sederhana, cara kerja Dremix adalah menggunakan teknik penggabungan atau diffusion dari beberapa input data (teks dan gambar atau foto) yang kemudian menghasilkan output dalam bentuk (salah satunya) video.
Ya, Dreamix tidak hanya mengandalkan teks sebagai prompt yang digunakan untuk menghasilkan output melainkan Dreamix juga bisa menggunakan gambar/foto sebagai prompt.
Berikut adalah beberapa contoh video lengkap dengan prompt yang digunakan untuk menghasilkan video dengan Dreamix.
Ada 3 (tiga) fitur yang ditawarkan oleh Dreamix, yaitu: video editing, image-to-video generation, dan juga subject-driven generation atau menghasilkan output sesuai ekspektasi prompt yang digunakan.
Video di atas adalah hasil dari Dreamix yang menggunakan gambar sebagai data masukan atau input yang kemudian menghasilkan video sesuai dengan prompt yang digunakan.
Karena masih sangat baru, penjelasan tentang Dreamix masih sangat terbatas, semoga seiring berjalannya waktu segala sesuatu tentang Dreamix akan lebih mudah kita temukan atau bahkan kita coba langsung.
Kalau dulu kecerdasan buatan itu seakan hanya bualan film-film Hollywood, sama seperti hal lainnya, misalnya video-call, telepon seluler dan internet, namun sekarang semua itu sudah bukanlah hal yang asing bagi kita. Bayangkan hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan dan dapat dengan perkembangan kecerdasan buatan tersebut.
Dan rasanya tidak akan pernah ada habisnya bila menyimak perkembangan teknologi yang ada saat ini. Pengembangan teknologi baru itu butuh modal besar, tenaga terampil dan juga waktu yang tidak sebentar, namun demikian pertanyaannya adalah bagaimana kita akan memanfaatkan semua kecanggihan teknologi itu untuk kebermanfaat umat manusia, selain hanya sebagai ajang pertempuran para pemodal.
Referensi: