Terganggu watermark foto di internet? Gampang sudah ada AI, bisa langsung hilang !

Belakangan sedang ramai perbincangan tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence, yang merangsek masuk ke dalam setiap sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali pada ranah fotografi.

Kemarin (Sabtu, 4/2/23) dalam rangka pelaksanaan Lomba Foto Tunggal, Foto Cerita dan Reels Instagram yang mengambil tema Energi Bagi Indonesia oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) bekerjasama dengan Kelas Pagi, telah dilangsungkan seminar daring pertama dari empat seminar yang akan diselenggarakan.

Seminar daring kemarin menghadirkan narasumber Agan Harahap dan Arbain Rambey. yang membahas tentang Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Fotografi.

Pada kegiatan kemarin tersebut ada beberapa hal yang bisa saya catat, diantaranya adalah:

“Jangan upload karyamu ke internet kalau takut dibajak” – Agan Harahap

“Jangan sembarang nyomot foto di internet, apalagi untuk tujuan komersial. Tapi kalau punya percaya diri tinggi, silahkan nyomot foto di internet. Kalau sampai ketahuan, itu kan resiko sendiri” – Arbain Rambey

Kedua hal tersebut diungkapkan oleh Agan dan Arbain sebagai respon dari beberapa pertanyaan dari peserta kemarin tentang hak cipta atas karya-karya yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan.

Pada awal maraknya internet dan fotografi digital di Indonesia, banyak kawan praktisi fotografi yang khawatir hasil karya mereka yang diungah ke internet itu dibajak serta disalah gunakan oleh pihak lainnya. Dari itulah sejauh yang saya pahami, konsep digital watermark mulai diterapkan oleh Fotografer.Net.

“Yang abdi itu hanyalah perubahan” – Heracletos; seorang filsuf Yunani kuno (540 – 480 sebelum Masehi)

Yang dulu sudah diterapkan sebagai sebuah standar baku bagi banyak orang, seiring dengan berjalannya waktu mau tidak mau harus mengalami perubahan; tidak terkecuali karya foto digital dan pernak-perniknya.

Pernak-pernik yang saya maksud di atas tidak sekedar perangkat keras fotografi saja, melainkan juga perangkat lunak berikut dengan komponen lainnya; seperti watermark.

Kecerdasan Buatan dan Watermark

Watermark yang lazim digunakan sebagai penanda kepemilikan atas sebuah karya digital menjadi andalan untuk melindungi dan mencegah penyalahgunaan karya-karya yang kita unggah ke internet.

Untuk ranah video dan musik sudah ada teknologi DRM (Digital Rights Management) yang berfungsi sebagai watermark digital yang digunakan juga misalnya oleh YouTube, Epidemics Sound, dll.

Tapi sungguhkah saat ini metode itu efektif?

Keampuhan watermark patut dikaji ulang, setidaknya oleh para praktisi fotografi digital, karena saat ini ada sebuah aplikasi gratisan (untuk penggunaan pribadi) besutan WatermarkRemover.io yang berfungsi untuk menghilangkan watermark.

WatermarkRemover tersebut menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan sehingga menjadi sangat mudah untuk menghilangkan watermark yang telah ditempelkan ke sebuah foto, bahkan oleh seseorang yang tidak memiliki latar belakang keahlian olah digital sekalipun.

Keberadaan aplikasi seperti WatermarkRemover tersebut tentu saja menambah panjang daftar kekisruhan yang terjadi saat ini karena kehadiran teknologi Kecerdasan Buatan dalam ranah industri kreatif (foto, video, karya seni, dll). Batas-batas yang masih abu-abu dalam kecerdasan buatan menjadi semakin mempertajam diskusi yang terjadi oleh para pakar dan organisasi-organisasi standarisasi di dunia.

Tidak sekedar mempermudah tindakan menghilangkan watermark, kehadiran aplikasi tersebut (menurut saya) seakan-akan ikut beramai-ramai untuk melakukan tindakan penghilangan watermark !!!

Saya sendiri termasuk yang jarang sekali mencantumkan watermark pada karya yang saya unggah di internet, dan tidak terlampau khawatir karya saya dicuri dan disalahgunakan oleh pihak lain. Tapi itu kan saya, belum tentu kamu seperti itu juga bukan?

Saat ini aplikasi WatermarkRemover tersedia di Google Play Store secara gratis untuk penggunaan perorangan, tapi akan ada biaya langganan untuk penggunakan komersial atau profesional (untuk para editor mungkin?).

Cara kerja WatermarkRemover kurang lebih sama dengan aplikasi ubah suai lainnya seperti Adobe Photoshop yang sudah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan, salah satunya kemampuan untuk menghapus gambar latar belakang atau background yang tidak diinginkan secara otomatis.

WatermarkRemover kemudian akan melakukan analisa dan prediksi terhadap area pada sebuah foto yang diperkirakan terdapat watermak dan kemudian memisahkan warna demi warna. Langkah selanjutnya adalah tugas dari algoritma teknologi kecerdasan buatan untuk mengisi area pada foto tersebut yang telah dimodifikasi dengan komponen yang sesuai dengan gambar keseluruhan foto tersebut.

Namun demikian, menurut saya tidak selalu aplikasi seperti WatermarkRemover itu punya dampak buruk, setidaknya bagi fotografer. WatermarkRemover juga dapat berfungsi sebagai perangkat yang membantu fotografer, misalkan untuk memperbaiki bagian dari sebuah file foto digital yang tanpa sengaja terhapus atau termodifikasi.

Jadi, apakah teknologi Kecerdasan Buatan itu mengancam atau membantu para fotografer? Well, menurut saya yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu bagaimana konsensus bersama dari para pengatur standarisasi dunia, sembari tetap berkarya dan tetap menghargai karya orang lain.

Referensi:

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.