Cara Jadi Fotografer Mahal

Tajuk artikel yang satu ini bisa jadi lebay bagi banyak orang, tapi sungguh saya kerap sekali mendapatkan pertanyaan sejenis, walaupun bunyi pertanyaannya tidak persis seperti itu, misalnya pada artikel Memotret Dengan Nerasa atau Rasa yang saya buat pada 29 Agustus 2017 atau artikel Public Rate Photographer Itu Bagaimana? pada 8 Juli 2022 yang lalu.

Selain artikel, saya juga sempat membuat video tentang tarif jasa fotografer yang isinya kurang lebih sama seperti kedua artikel tersebut di atas.

Baik artikel atau video di atas sebenarnya punya satu tujuan yang sama, yaitu bagaimana para fotografer di Indonesia dapat benar-benar mendapatkan manfaat dan sejahtera dari profesi fotografer yang dijalani.

Dan karena beberapa hari yang lalu ternyata masih ada yang bertanya soal tarif jasa fotografi ke saya, maka saya tambahkan satu lagi artikel sebagai referensi.

Artikel ini atau artikel dan video di atas tentu bukan bertujuan untuk menyampaikan bahwa kita harus menjadi mahal dan menjadi kaya raya seperti Annie Leibovitz; seorang fotografer dengan kekayaan sekitar US$ 440 juta, melainkan untuk mengajak kita semua para pelaku profesi fotografer untuk lebih bijak dalam mengambil sikap dan cara menjaga martabat profesi kita bersama ini.

Dan salah satu cara menjaga martabat dari profesi kita ini adalah dengan sama-sama menyajikan tarif yang layak dan pantas bagi para pelanggan kita tanpa mengorbankan kesejahteraan kita sebagai fotografer.

Jadilah Kompeten

Yang saya maksud sebagai Kompeten di sini bukan soal sertifikasi kompetensi fotografi, melainkan adalah kemampuan kita untuk menghadapi calon pelanggan atau pelanggan kita.

Kompeten bagi saya tidak sekedar keterampilan dalam memotret atau menguasai seluk beluk teknik fotografi semata. Melainkan kompeten lebih dari sekedar itu semua. Kompeten sebagai fotografer mencakup beberapa aspek, seperti:

  • Terampil berkomunikasi
  • Terampil membaca
  • Terampil dalam administrasi
  • Terampil dalam pemasaran
  • Terampil dalam menjual

Terampil berkomunikasi itu penting bagi seorang fotografer, tidak sekedar mampu untuk mengarahkan manusia (baca: model atau subjek) melainkan juga dengan keterampilan komunikasi yang baik, kita bisa benar-benar berkomunikasi dengan klien kita untuk benar-benar memahami kebutuhan fotografi mereka seperti apa serta apa ekspektasi mereka kepada kita sebagai fotografer.

Terampil membaca harus diakui bahwa banyak pelaku fotografi saat ini yang sudah amat sangat malas membaca. Padahal melalui membaca (selain menonton tentunya) kita dapat semakin memahami target market kita. Karena sampai dengan saat ini banyak sekali informasi yang terkait dengan target market kita itu dalam bentuk materi tertulis.

Terampil dalam administrasi adalah kemampuan seorang fotografer untuk mengelola administrasi sederhana, seperti membuat proposal, menghitung harga, mengatur jadwal, dll.

Terampil dalam pemasaran dan penjualan, pada banyak kesempatan saya selalu menyampaikan bahwa menjadi seorang fotorgafer (freelance) tidak sekedar butuh keterampilan teknis seperti memotret, mengedit foto, lighting, melainkan juga harus mampu untuk memasarkan (marketing) dan menjual (sales) diri sendiri. Khusus pada bagian ini banyak sekali di antara kita para fotografer di Indonesia yang masih lemah.

Menjadi Spesialis

Cara lain untuk bisa mendapatkan tarif jasa yang layak, adalah dengan menjadi spesialis. Benar bahwa menjadi spesialis itu berarti membatasi ruang lingkung gerak dalam “jualan” jasa kita, tapi menjadi seorang seorang spesialis itu berarti menunjukan bahwa kita benar-benar kompeten pada satu bidang dan tidak menjadi yang kebanyakan.

Logika sederhananya adalah pada profesi Dokter. Tarif jasa seorang Dokter Spesialis tentu akan berbeda dengan seorang Dokter Umum.

Bagi mereka yang ingin menjadi spesialis dalam fotografi, misalkan untuk genre produk, makanan, panggung, industrial, dll tentu selain keterampilan teknis dan empat keterampilan di atas, tentu juga dibutuhkan keterampilan memahami karakteristik genre yang akan ditekuni.

Misalnya seorang fotografer makanan/minuman tentu harus terampil untuk meracik tampilan hidangan yang ketika dipotret akan menimbulkan rasa ingin mencoba makanan/minuman yang difoto. Bagaimana membuat makanan/minuman yang difoto itu terlihat sedemikian menggugah selera. Contohnya adalah yang telah dilakukan oleh kawan saya; Astrid Febrina, yang saat ini menekuni genre fotografi makanan/minuman.

Contoh lainnya adalah bagaimana cara saya berkomunikasi dengan salah satu pelanggan saya untuk kegiatan pemotretan yang akan saya lakukan pada minggu ini.

Contoh komunikasi di atas adalah salah satu metode saya untuk menyampaikan kepada klien saya (baik user langsung, maupun para pihak yang akan terlibat secara tidak langsung dengan kegiatan pemotretan itu nanti) tentang kompetensi serta pemahaman saya tentang industri pelanggan saya tersebut.

Pada contoh komunikasi di atas saya menggunakan istilah-istilah yang lazim digunakan pada industri pelanggan saya tersebut, seperti basket, personnal basket, dll.

Percaya atau tidak, dengan menunjukkan bahwa saya memiliki kompetensi dalam industri pelanggan itu, dapat membantu saya untuk dapat diterima dengan baik oleh pelanggan saya (direct user atau bukan).

Keterampilan tersebut di atas tentu tidak harus dikuasai dalam waktu sekejap dan tidak pula wajib dimiliki dan dikuasai oleh semua fotografer, namun bila terkait dengan pertanyaan tentang tarif yang layak atau tidak, maka beberapa hal di atas itu adalah salah sedikit dari sekian banyak cara yang patut dan layak dilakukan.

Jadilah Terkenal

Sekarang sebagai pekerja freelance kita diberi banyak sekali kemudahan untuk memasarkan diri dan jasa yang kita tawarkan. Beragam pelantar media sosial tersedia untuk kita gunakan, atau benar-benar memasang iklan digital yang relatif semakin murah saat ini.

Kenapa iklan diri? Ya karena kita butuh dikenal oleh banyak orang. Logikanya sangat sederhana, semakin dikenal, maka potensi untuk mendapatkan pekerjaan tentu akan menjadi semakin mudah.

Untuk terkenal butuh portfolio, dan kalau kamu ingin menambah portfolio, juga bisa dengan mengikuti lomba.

Contohnya adalah dengan mengikuti Lomba Foto Tunggal, Foto Cerita dan Reels Instagram yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) dalam rangka pelaksanaan IPA Convention and Exhibition yang ke-47 pada tahun 2023 ini.

Selain karena hadiah lomba yang lumayan besar; Rp. 136,5 juta, juga kalau kamu terpilih sebagai pemenangnya, maka namamu sebagai seorang fotografer juga akan mendapatkan publikasi yang baik karena lomba tersebut dilakukan secara nasional.

Untuk penjelasan lengkap tentang lomba tersebut dapat disimak pada tautan ini.

Demikian. Semoga bermanfaat.

Referensi:

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.