Enaknya jadi Fotografer. Kerjanya Jalan-Jalan dan Motret saja. Bener begitu ga sih?

Kamu pasti pernah mendengar ungkapan yang kurang lebihnya berikut ini:

Lakukan apa yang kamu cintai, dan cintai apa yang kamu lakukan

Ungkapan tersebut terdengar sangat ideal dan bisa jadi adalah idaman semua orang.

Betapa tidak, bayangkan saja nikmatnya melakukan kegiatan yang kita suka dan pada saat yang bersamaan juga mendapatkan penghasilan dari kegiatan tersebut, apalagi kalau penghasilannya lumayan besar.

Ditambah lagi untuk konteks kekinian saat ini, tidak sekedar melakukan yang dicintai dan mendapatkan penghasilan yang lumayan, tetapi juga bisa mendapatkan popularitas (positif) dari apa yang kita lakukan. Tengok saja upaya yang dilakukan oleh banyak orang dalam berlomba-lomba mendapatkan popularitas. Apapun dilakukan demi menjadi populer.

Uwow banget kan !!!

Lantas bagaimana dengan profesi Fotografer? Apakah sungguh profesi Fotografer itu adalah profesi idaman untuk bisa menikmati pekerjaan yang dilakukan dan mendapatkan semua yang menjadi impian banyak orang?

Bang Oscar Motuloh kalau tidak salah pernah berujar demikian:

Tidak ada sesuatu yang baru di bawah langit

Merujuk pada ujaran itu, barangkali isi dari artikel ini sudah sering kali berseliweran di lini masa kamu, namun walau demikian barangkali artikel ini tetap bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan buat kawan-kawan yang sedang menimbang-nimbang untuk beralih profesi atau sedang dalam tahap mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.

Jadi Fotografer Itu Nikmat

Nikmat atau tidak tentu saja tergantung selera. Layaknya memilih makanan yang akan disantap, buat yang memiliki keleluasaan (dalam bahasa yang lebih populer sering disebut previlege) untuk memilih tentu akan lebih menikmati hidangan yang sesuai selera bukan? Tapi bagi yang tidak cukup beruntung memiliki pilihan, maka mau tidak mau, suka atau tidak ya harus makan demi bertahan hidup.

Saat ini kita masuk dalam bulan Ramadhan, dan biasanya pada setiap bulan Ramadhan atau setelah Idul Fitri usai, akan ada acara buka puasa bersama dan halal bihalal dengan kawan-kawan atau sanak saudara. Kawan-kawan dan sanak saudara yang sudah lama terpisah jarak dan waktu.

Pada kesempatan seperti itu, tentu saja kita akan saling melepas rindu dan bertanya tentang banyak hal, termasuk di antaranya adalah tentang apa yang kita lakukan sekarang, misalnya pekerjaan.

Pada beberapa kesempatan buka puasa bersama dan halal bihalal dengan kawan-kawan lama, saya kerap mendapatkan pertanyaan tersebut, dan respon dari mereka lazimnya adalah sebagai berikut:

  • Wah enak ya kamu Dung sekarang jadi Fotografer, motret dan jalan-jalan terus.
  • Keren banget sih jadi Fotografer. Bisa motret cewek-cewek cantik dong.
  • Enak ya kamu, ga perlu ngantor. Ga perlu bangun pagi-pagi dan kena macet.
  • Anjay kamu sekarang Fotografer? Ajak-ajaklah pas jalan-jalan!

Kawan-kawan Fotografer atau yang saat ini bekerja sebagai freelance pasti pernah mendapatkan respon seperti itu.

Salah? Tentu tidak.

Respon semacam itu bisa jadi berangkat dari pengalaman pribadi mereka yang bekerja di kantor dan harus mengalami rutinitas yang itu-itu saja, pergi sebelum sang mentari terbit dan pulang setelah mentari sudah terbenam.

Dan mungkin saja dalam benak kawan-kawan saya itu atau banyak orang, yang mereka bayangkan bahwa seorang Fotografer itu kegiatannya adalah seperti gambar di bawah ini.

Salah? Lagi-lagi tentu tidak.

Benar bahwa saya tidak harus berkantor setiap hari. Saya bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja saya suka.

Tetapi gambar di atas itu tidak memberikan penjelasan yang utuh tentang apa saja yang harus saya jalani sebagai seorang Fotografer yang tidak bernaung pada sebuah lembaga atau instansi pihak lain, sepertinya layaknya seorang Jurnalis Foto dan seorang in-house photographer.

Terus Fotografer Itu Ngapain Saja?

Artikel ini saya awali dengan ungkapan yang sangat ideal, namun biasanya hal yang ideal itu sangat jarang dapat kita miliki dan dapatkan dalam kehidupan nyata. Atau mungkin bisa kita peroleh, tapi dengan catatan harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dan dengan usaha yang tidak mudah.

Menurut pengalaman saya yang pernah kerja kantoran, kerja lapangan hingga saat ini bekerja sebagai seorang Fotografer, apapun jenis pekerjaan itu memiliki konsekuensinya masing-masing. Konsekuensi yang mau tidak mau harus dihadapi demi menyambung hidup dan pekerjaan yang tidak sekedarnya saja hanya untuk status.

Gambar di atas saya buat untuk memberi informasi tentang apa saja yang saya jalani sebagai seorang Fotografer, paling tidak menurut referensi saya pribadi. Tidak seperti yang dibayangkan oleh banyak orang akan profesi Fotografer bukan?

Dalam kurun waktu 12 bulan, sebagai seorang Fotografer, kegiatan saya memotret justru menjadi komponen yang tidak terlampau besar porsinya.

Porsi kegiatan terbesar bagi saya (+/- 43%) itu adalah:

  • Melakukan edukasi terhadap pelanggan dan calon pelanggan.
  • Membangun portfolio atau rekam jejak profesi (yang tidak selalu harus berbentuk foto).
  • Manajemen usaha saya sebagai Fotografer.
  • Manajemen pekerjaan atau proyek yang sedang atau akan dijalani.
  • Menyusun strategi sales dan marketing.
  • Melakukan sales call atau jualan jasa termasuk di dalamnya menyusun harga dan bernegosiasi.
  • Melakukan pemasaran atau marketing melalui unggahan di media sosial dan menulis artikel ini misalnya.
  • Membangun jejaring dengan kawan-kawan sejawat lainnya, pelanggan, dan juga organisasi-organisasi yang punya potensi untuk membantu saya jualan.
  • Dan yang juga tidak kalah penting adalah memikirkan dan merancang strategi dalam menghadapi kompetisi dari kawan-kawan sejawat yang lain.

Kalau memang harus sulit begitu terus ngapain berhenti kerja kantoran? Ya tidak tahu persis, tapi mungkin saya sudah sampai pada satu titik di mana bekerja itu tidak selalu melulu soal uang.

Naif? Bisa jadi sih šŸ¤“

Saya teringat pesan dari 2 orang kawan saya, yang pernah mengatakan hal berikut ini:

Dung, jangan pernah mimpi jadi kaya raya karena jadi Fotografer

Kristupa Saragih

Kamu yakin mau jadi Fotografer? Ingat lho, ketika hobi sudah jadi pekerjaan, itu bukan lagi hobi

Abiprayadi Riyanto

Saya memang tidak pernah ingin menjadi kaya raya sebagai seorang Fotografer seperti yang dikatakan oleh almarhum Kristupa Saragih (salah seorang pendiri Fotografer.net), namun apa yang disampaikan oleh Om Abiprayadi Riyanto (seorang Bankir kenamaan Indonesia) sangat benar.

Kerja kantoran atau sebagai pekerja lepas atau freelance itu memiliki resikonya masing-masing. Sangat absurd kalau kemudian mengatakan bahwa menjadi seorang freelance atau Fotografer itu memiliki jaminan bahwa kita akan lebih sejahtera secara mental dan juga lebih gembira.

Dan saya kiranya wajib bersyukur karena almarhum Ayah saya hanyalah seorang pensiunan karyawan rendahan di sebuah BUMN, dan Ibu almarhum saya hanya Ibu Rumah Tangga biasa, dan kami adalah keluarga yang tidak berlebihan dalam hal finansial, sehingga saya harus dapat memikirkan sendiri bagaimana saya dapat menafkahi hidup saya dan keluarga melalui profesi saya saat ini, terlebih saya termasuk kategori sandwich generation.

Jadi, untuk merangkum artikel ini, ada baiknya jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan hanya karena melihat hal lain di permukaannya saja.

Terima kasih telah menyimak salah satu upaya marketing saya ini dan selamat berbuka puasa untuk kawan-kawan yang sudah seharian ini teguh menjalankan ibadah puasanya 😁😊

Advertisement

One Comment Add yours

  1. sad Agus says:

    Nah… orang jarang lihat yg pie chart merah itu (edukasi klien, portfolio, marketing, etc). Seperti yg mas Ladung tulis, bahwa menjalani profesi itu gak ujug2 terus bagus. Banyak salah kaprah, foto bagus pasti karena kamera bagus (mahal), moment dapat pasti karena kebetulan atau mujur… he… he… he… banyak yg gak tahu kalau fotografer juga harus learning, planing, kritis seperti profesi lainnnya. Ok ya… terima kasih sudah berbagi tulisan nya ya mas Ladung. Salam dari Jogja (Sad Agus – konco lawas dan pensiunan)

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.